REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mabruroh, Rizky Suryarandika, Arif Satrio Nugroho
Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyayangkan sikap Prabowo Subianto pada debat kedua pilpres. Sebagai penantang, Prabowo terlalu baik dan belas kasih kepada Jokowi selaku pejawat yang lebih agresif menyerang.
"Dalam debat kedua ini terlihat Prabowo terlalu berbalas-kasihan dan terlalu baik pada Jokowi, selama ini sang penantang memainkan strategi menyerang namun Prabowo tidak melakukan justru pejawat yang ditagih janjinya tampil agresif menyerang," ungkap Pangi dalam siaran pers yang diterima Republika pada Senin (18/2).
Jokowi terang Pangi, tampil lebih ofensif dan galak sedangkan Prabowo terkesan lebih bijak dan tidak melakukan penyerangan kendatipun kesempatan terbuka. Misalnya, saat pejawat mengatakan Prabowo jangan pesimistis dan menyerang pribadi Prabowo soal kepemilikan tanah sebesar 220 ribu hektare lahan di Kalimantan dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah.
"Prabowo justru terlalu baik, memuji kerja Jokowi, mestinya Prabowo bisa kritik mengapa bapak 'baru akan' dan 'sedang kami rencanakan', lalu selama ini Pak Jokowi ngapaian aja?" kata Pangi.
Tidak berhenti di situ, sangat disayangkan lagi kata Pangi, harusnya Prabowo bisa membantah dan konfirmasi ulang apabila ada semburan data yang keliru yang dipaparkan pejawat. Bahkan, Prabowo bisa menggunakan untuk menyerang balik.
"Prabowo hanya diam dan tidak membantah data Jokowi, bahkan kebijakan Jokowi yang sudah baik diamini Prabowo, mungkin Prabowo ingin memberikan pesan sebagai calon presiden 'negarawan' dan ‘nasionalis’," kata Pangi.
Sebagai penantang ungkap Pangi, Prabowo gagal mengeksprolasi kegagalan dan titik lemah kebijakan petahana. Jika Prabowo lebih cermat dengan analisis yang lebih mendalam Prabowo juga bisa memberikan serangan yang cukup merepotkan Jokowi.
Oleh karena itu, situasi ini menjadikan panggung debat kedua kali ini seperti didominasi dan menjadi panggung milik Jokowi. Ditopang dengan basis data dan uraian capaian dan prestasi, pemaparan Jokowi terkesan lebih rapi, sehingga Jokowi terlihat lebih menguasai masalah.
"Mesti Prabowo bisa juga melebar pada narasi rendahnya harga sawit dan karet, beliau nggak mengambil momentum mengambil empati petani karet dan sawit pada konteks harga yang rendah. Tak hanya sekedar bagi-bagi tujuh juta sertifikat, Prabowo bisa menanyakan soal lahan rakyat diambil investor dan pemilik modal," paparnya.
Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing menyatakan Joko Widodo memberi serangan telak saat membahas lahan milik negara yang dikelola Prabowo Subianto pada debat kedua. Menurut Emrus, Prabowo tak menyangka atas serangan Jokowi itu.
"Telak bicara soal lahan. Prabowo enggak sangka serangan itu. Sebagian kecil masyarakat Indonesia ada yang kuasai tanah Indonesia, ternyata dibuktikan Prabowo sendiri memiliki lahan besar," katanya dalam diskusi kegiatan Emrus Corner pada Senin, (18/2).
Emrus menyampaikan lontaran serangan Jokowi itu bermula dari kritik Prabowo soal sertifikasi lahan. Prabowo menuding program sertifikasi lahan tidak tepat. Walau demikian, Jokowi bersikeras menegaskan program itu demi menyejahterakan rakyat.
"Debat muncul karena pembagian sertifikasi lahan. Pengertian dikuasai negara harus jelas. Bukan dikuasai negara jadi dikuasai pemerintah atau penguasa. Definisi negara itu ada rakyat di dalamnya," ujarnya.
Ia menilai lontaran kritik pedas Jokowi itu langsung mengagetkan Prabowo. Dari hasil pemantauannya, Prabowo terkesan gelisah usai 'serangan' Jokowi. Sebab selama ini Jokowi bukan tergolong politisi menyerang.
"Saya enggak sangka Jokowi lontarakan ucapan telak itu. Habis itu Prabowo enggak nyaman lagi karena menohok sekali. Ini serangan berbasis data," ungkapnya.
Baca juga:
- JK: Jokowi Pengalaman Kuasai Masalah, Prabowo Jujur
- Sandi: Prabowo Semakin Tunjukkan Keberpihakan kepada Rakyat
- Jokowi: Jangan Buat Isu Nggak Bermutu
Pernyataan pamungkas Prabowo
Capres 02 Prabowo Subianto memberikan pernyataan debat pamungkas dengan membalas pernyataan capres 01 Joko Widodo (Jokowi). Prabowo membalas pernyataan Jokowi dalam segmen debat sebelumnya tentang agraria di mana Jokowi menyinggung Prabowo yang memiliki tanah seluas 220 ribu hektare.
Prabowo pun mengakui kepemilikannya atas tanah itu. Ia menyatakan siap memberikan tanah tersebut sepenuhnya pada negara bila dibutuhkan. Sementara itu, Prabowo menyebut bahwa tanah itu lebih baik dikelola oleh dirinya daripada oleh orang asing.
"Tanah daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola," tutur dia.
Sementara itu, dalam pernyataan pamungkasnya mengapresiasi upaya Jokowi selama empat tahun menjabat sebagai Presiden RI. Namun, ia bersama pasangannya, Sandiaga Uno menyatakan memiliki strategi yang lain.
"Kami berpegang pada falsafah keadilan yang akan menghasilkan kemakmuran," kata dia.
Prabowo pun menjanjikan pemerintahannya akan hadir secara tegas dan rinci dalam mengelola negara. Dengan demikian, ketimpangan masyarakat hingga menjaga negara dari potensi penguasaan asing dapat ditekan.
Direktur Materi dan Debat BPN, Sudirman Said menyatakan, meski 'diserang' oleh Jokowi, Prabowo tifak akan merasa perlu melakukan balasan. Justru, kata Sudirman, sikap Prabowo yang santai saat diserang oleh Jokowi semakin menunjukkan sifat kenegaraan Prabowo.
"Kok Pak Prabowo bisa begitu sangat rileks ketika diserang hal pribadi sekalipun, Ya karena itulah aslinya Pak Prabowo orang yang betul-betul masuk ke politik ini dengan niat mengabdi niat memberi sesuatu bukan niat semata-mata memperoleh kekuasaan," ujar Mantan Menteri ESDM era Jokowi ini.
Dewan Pengarah BPN Fadli Zon menyampaikan, Prabowo sebenarnya bisa saja menyerang balik personal Jokowi. Namun, kata Fadli, Prabowo memilih menahan diri karena Prabowo disebutnya menghargai personalitas capresnlain.
"Karena ini menyangkut masalah kehormatan sebagai capres. Dan sangat menghargai. Saya mengenal beliau dari dulu juga selalu misalnya menghormati presiden-presiden terdahulu," kata politikus Gerindra itu.
[Video] Suasana Pascaledakan Sekitar Lokasi Debat Capres