REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan, mengatakan akan melakukan evaluasi internal terkait pelaksanaan debat kedua pilpres pada Ahad (17/2) malam. Salah satu evaluasi KPU yakni jumlah pendukung masing-masing pasangan calon (paslon) yang hadir di venue debat.
"Kami sudah melakukan identifikasi terhadap sejumlah hal penting di setiap sesi debat. Saat ini kami sedang melakukan evaluasi internal," ujar Viryan kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/2).
Pertama, kata dia, KPU mencermati jumlah pendukung yang hadir di venue debat terlalu banyak. "Hal ini mengganggu konsentrasi dari capres dalam berdebat," lanjut dia.
Jumlah penduduk yang banyak itu mengganggu karena sorak-sorai mereka sulit untuk diatasi. Para pendukung terkesan terlalu euforia. Karena itu, KPU berencana menerapkan dua hal.
"Pilihannya ada dua, yakni jumlah pendukung dikurangi, atau pendukung sama sekali ditiadakan pada saat debat. Yang jelas akan dikurangi sampai berapa, ada yang sebut angka 50 bahkan ada masukan nggak usah lagi. Sebab untuk fans kan ada nobar, sementara di lokasi debat ada siaran langsung supaya suasana pada saat debat bisa fokus," jelas Viryan.
"KPU ingin hadirkan debat yang paslonnya benar-benar konsentrasi total keluarkan pandangannya, visi-misi dan program tanpa terganggu. Ini kan ksempatan langkah setiap detik bermakna sehimgga hal-hal seperti itu, tak akan terulang, jadi catatan penting dari debat kedua terkait para pendukung hadir," kata Viryan.
Sebagaimana diketahui, dalam debat kedua pilpres KPU mengundang 600 orang tamu. Undangan itu ditujukan untuk para pendukung capres sebanyak 240 orang dan untuk tamu undangan KPU sebanyak 320 undangan.