Ahad 17 Feb 2019 21:39 WIB

Dua Calon Presiden Sepakat Kembangkan 'Biofuel'

Jokowi fokus ke 'B-100', Prabowo soroti akses kebun plasma kelapa sawit

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Hasanul Rizqa
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/2/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak selalu dua calon presiden (capres) berseberangan pandangan dalam segala soal. Misalnya, terkait energi dan sumber daya.

Dalam debat putaran kedua, masing-masing capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sama sama sepakat Indonesia mesti bisa mengembangkan produk kelapa sawit untuk menjadi Biofuel. Keduanya mengajukan target agar produk kelapa sawit bisa menjadi bahan bakar pengganti dari penggunaan energi fosil.

Baca Juga

Calon pejawat Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, saat ini proyek kelapa sawit menjadi bahan bakar sudah berjalan. Program B-20, demikian namanya, menurut Jokowi sudah berhasil menekan impor minyak. Untuk selanjutnya, dia menargetkan proyek itu dikembangkan menjadi B-100.

"Kita tahu kan produksi sawit sudah 46 juta ton per tahun. Melibatkan petani sekitar 16 juta. Ini sebuah jumlah yang banyak, dan B-20 ini sudah rampung. Kita tuh menuju B-100. Jadi, 30 persen total produksi kelapa sawit akan masuk Biofuel. Jadi kita tidak akan tergantung pada impor," papar Jokowi saat debat putaran kedua Pilpres 2019 di The Sultan Hotel, Jakarta, Ahad (17/2).

Sementara itu, Prabowo mengakui, kebijakan penggunaan kelapa sawit untuk sumber energi sudah tepat. Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, yang terpenting untuk masa kini dan mendatang adalah menggenjot produksi kelapa sawit. Pada akhirnya, hal itu bisa memberikan nilai tambah kepada kaum petani.

"Saya sampaikan tadi, setiap arah dan kemandirian energi sangat baik. Kami juga mengakui Pak Jokowi sudah ada langkah positif. Saya mengakui kalau baik. Tapi, saya koreksi kalau ada kekurangan. Ini diskursus sehat. Saya mendukung," kata Prabowo di lokasi, Ahad (17/2).

Bagaimanapun, lanjut Prabowo, masih ada yang perlu diperhatikan, yakni bagaimana akses kebun plasma kelapa sawit bisa ditambah. Hal ini merupakan salah satu cara agar kesejahteraan petani sawit kian membaik.

"Perkebunan kepala sawit ini 80 persen milik pengusaha, (sedangkan) 20 persen plasma. Kita harus berani tingkatkan plasmanya lebih banyak, jadi rakyat punya hak atas kerja keras mereka. Ini bisa kita cari solusi. Produknya untuk kita manfaatkan dan meningkatkan pendapatan petani kita," ujar Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement