REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya (Persero), kontraktor proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), meyakini keberadaan LRT dapat mengatasi kemacetan di Jakarta. Direktur Operasi II Adhi Karya, Pundjung Setya Brata mengatakan dengan proyeksi mampu mengangkut 500 ribu penumpang per hari, akan mengurangi kemacetan di Jakarta secara drastis.
"LRT memang didesain untuk mengurangi beban kemacetan, bahkan semua desainnya disesuaikan untuk itu," kata Pundjung.
LRT Jabodebek diproyeksikan membawa 500 ribu penumpang per hari dengan rincian menggunakan 31 rangkaian kereta. Dalam setiap satu rangkaian, mampu membawa sekitar 720 orang dalam enam gerbong.
Jarak tunggu yang hanya tiga menit di setiap stasiun sudah dihitung untuk mencapai target 500 ribu orang per hari. Oleh karena itu, jarak antarstasiun LRT dibuat pendek.
Bahkan waktu berhenti di setiap stasiun diperkirakan memerlukan waktu kurang dari 50 detik untuk sekali angkut penumpang. Hal tersebut dihitung berdasarkan arus transportasi masyarakat dari luar Jakarta, khususnya Bekasi yang mampu mencapai jutaan orang pada siang hari beraktivitas Bekasi-Jakarta.
Pundjung juga menjanjikan waktu tempuh Bekasi Timur-Dukuh Atas hanya membutuhkan 40 menit, begitu juga jalur Cibubur-Dukuh Atas. Alasan menggunakan jalur layang adalah efisensi dari periode lewat rangkaian kereta yang harus tiba setiap tiga menit sekali.
Rute LRT Jabodebek terdiri dari tiga lintas, yakni lintas Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI merupakan investor dari proyek ini.
"Progres konstruksi saat ini 58,33 persen. Untuk Cawang-Cibubur 78,45 persen, Cawang-Dukuh Atas 46,13 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 52,77 persen," katanya.