Jumat 15 Feb 2019 14:04 WIB

UMKM Lombok Terpukul Efek Negatif Naiknya Tiket Pesawat

UMKM berupaya mengatasi dengan membangun perdagangan online.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kesenian tradisional Lombok Gendang Beleq tampil saat pembukaan Bulan Pesona Lombok-Sumbawa di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Ahad (6/8).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Kesenian tradisional Lombok Gendang Beleq tampil saat pembukaan Bulan Pesona Lombok-Sumbawa di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Ahad (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Pembina Yayasan Sinergi Indonesia yang bergerak di bidang pemberdayaan pemuda dan pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Nofian Hadi, mengatakan sektor pariwisata NTB khususnya Lombok benar-benar terpukul akibat harga tiket pesawat mahal dan kebijakan bagasi berbayar dari maskapai penerbangan. Nofian menyampaikan, sektor yang terdampak bukan hanya industri perhotelan, melainkan juga sektor industri kreatif dan UMKM di Lombok.

"Produk jajanan dan oleh-oleh khas Lombok yang biasanya laris manis turun drastis. Meski masih ada wisatawan yang datang, namun harus berpikir ulang jika mau membeli produk oleh-oleh lantaran harga bagasi pesawat yang bisa lebih mahal dari nilai barang bawaan," ujar Nofian di Lombok Barat, NTB, Jumat (15/2).

Nofian menilai, mahalnya harga tiket pesawat dan bagasi berbayar membuat sektor pariwisata Lombok terdampak lantaran lalu lintas dan akses wisatawan ke Lombok masih mengandalkan dari moda transportasi udara. Sementara di lain sisi, penerbangan merupakan bisnis tersendiri yang sulit diintervensi oleh pemerintah, terlebih pemerintah daerah (pemda).

Meski begitu, Nofian menilai, selalu ada pelajaran baik dari setiap kendala dan masalah. Menurutnya, ketergantungan sektor UMKM terhadap pasar wisatawan yang menggunakan penerbangan menunjukan sistem pemasaran UMKM umumnya masih berperspektif offline. Salah satu cara mengatasi persoalan ini dapat diatasi dengan membangun perdagangan dengan sistem online (daring).

"Kasus ini harus jadi pelajaran sehingga ke depan kita tidak lagi bergantung pada berapa banyak wisatawan yang datang, tapi bagaimana produk kita menjangkau pasar wisatawan hingga luar daerah," kata Nofian. 

Selain membangun jejaring pasar secara daring, Nofian juga menekankan pentingnya dukungan pemda mendorong peningkatan ekspor produk UMKM NTB keluar negeri. Nofian menilai Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan NTB harus mulai menginisiasi, mulai dari pembinaan UMKM, pendampingan mutu dan produksi, hingga ketersediaan pasar, dan juga ekspor keluar negeri

"Pariwisata ini merupakan sektor yang tidak mungkin bisa berjalan sendiri tanpa peran dan dukungan pihak lain," kata Nofian menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement