Jumat 15 Feb 2019 09:05 WIB

Jelang Debat, TKN: Jokowi Membangun Energi yang Berkeadilan

Ace meyakini Jokowi dengan beragam kebijakannya tampil baik dalam debat kedua

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily
Foto: Republika/Mimi Kartika
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debat kedua Pilpres 2019 akan pada Ahad (17/2) mendatang. Tema yang diangkat dalam debat tersebut adalah isu energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'aruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan, Jokowi sudah siap menghadapi debat kedua tersebut. Ia menyebut, tema dalam debat itu sangat pas untuk sosok capres nomor urut 01 tersebut. 

Baca Juga

"Jokowi banget. Empat tahun ini Pak Jokowi fokus pada penyediaan energi secara merata dengan harga yang terjangkau. Inilah visi energi berkeadilan yang sudah diletakkan Pak Jokowi selama ini," kata Ace melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (14/2).

Ia menambahkan, selama ini Jokowi juga melakukan langkah terobosan untuk mendorong investasi dan meningatkan penerimaan negara dari sektor energi. Salah satunya adalah reformasi perizinan dikeluarkan dengan memangkas 186 regulasi yang menghambat. Sehingga, pada tahun 2018, sektor energi menyumbangkan Rp 217,5 triliun atau 53,4 persen dari total PNPB. Capaian itu 181 persen di atas target APBN 2018.

"Pak Jokowi juga selalu menekankan prioritas pembangunan infrastruktur energi untuk rakyat. Seperti pembangunan jaringan gas perkotaan, konverter kit LPG untuk nelayan, lampu tenaga surya hemat energi, dan sumur bor di daerah sulit air," imbuhnya. 

Sementara itu, lanjut Ace, subsidi energi empat tahun terakhir semakin tepat sasaran dan dialihkan untuk belanja produktif. Subsidi BBM dan listrik yang di tahun 2012-2014 mencapai Rp 958 triliun turun menjadi Rp 477 triliun pada tahun 2015-2018. Subsidi BBM tahun 2014 sebesar Rp 240 triliun juga menurun menjadi Rp 47 Trilyun di tahun 2018.

Jokowi, kata Ace, menunjukkan komitmen konkrit pada visi energi berkeadilan dengan menyediakan energi ke seluruh pelosok tanah air. Hingga 2018, ada 131 titik BBM Satu Harga, penyedian 25 ribu unit konverter kit BBM ke LPG, rasio elektrifikasi hingga semester I 2018 sebesar 98,3 persen. Sehingga rakyat yang berada di pelosok negeri bisa mendapatkan penerangan listrik untuk belajar anak-anak dan menggerakan ekonomi keluarga.

"Dalam Energi Baru Terbarukan, Pak Jokowi juga memperlihatkan keberpihakan yang jelas. Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi meresmikan PLTB di Sidrap dengan 75 MW (megawatt). Pak Jokowi juga mengeluarkan kebijakan mandatori pemanfaatan bahan bakar nabati B20 sehingga mengurangi penggunaan sumber energi fosil," paparnya. 

Politikus Golkar ini mengatakan, dengan arah  kebijakan yang sangat jelas dan bukti capaian yang tak terbantahkan di bidang energi, maka Jokowi akan mampu tampil dengan baik dalam debat kedua Pilpres 2019.

"Saya perkirakan Pak Prabowo akan main retorika klise soal kedaulatan energi dan gunakan jargon bocor-bocor. Inipun sangat mudah dibantahkan dengan penguasaan kembali Blok Rokan dan Blok Mahakam, serta divestasi saham PT Freeport. Pak Jokowi terbukti sangat tegas untuk membela kepentingan nasional. Termasuk juga soal pembubaran Petral yang merupakan ketegasan Pak Jokowi dalam membenahi tata niaga energi," jelasnya. 

Seperti diketahui, debat kedua Pilpres 2019, akan digelar Ahad (17/2) mendatang. Dalam adu gagasan tersebut hanya akan mempertemukan kedua capres, yakni Jokowi dan Prabowo. Dengan mengangkat tema mengenai isu energi, pangan, sumber daya alam, dan infrastruktur. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement