REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, menanggapi kabar calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, dilarang shalat Jumat di Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman Semarang. Takmir masjid meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melarang Prabowo menunaikan shalat jumat di Kauman karena khawatir ada tujuan politis.
Ia mengaku prihatin dengan adanya larangan shalat jumat untuk Prabowo. Terkait larangan itu, Sudirman teringat masa kecilnya ketika ada orang dilarang melakukan shalat.
“Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang salat dilarang-larang waktu kecil tahun 60-an. Ada kelompok yang melarang mushalanya dipakai karena beda aliran. Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau shalat ied di lapangan,” kata Sudirman dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (14/2).
Baca Juga:
Bawaslu Tindak Lanjut Aduan Shalat Jumat Prabowo di Semarang
Bawaslu: STTP Prabowo di Masjid Kauman Kegiatan Pribadi
Menurut Sudirman, saat ini sudah era terbuka dan antarumat saling toleran. Sebagai orang yang pernah berlaga pada pemilihan gubernur Jateng 2018, Sudirman meyakini itu bukan sikap warga Semarang, bukan pula sikap umat Islam Semarang.
Lebih lagi, ia mengatakan, hal itu bukan sikap kolektif takmir Masjid Kauman. “Masjid Kauman punya sejarah panjang, pasti para pengurusnya memiliki kebijakan, keluasan pikiran, dan hati. Saya tidak percaya kalau mereka tega melarang-larang,” ujarnya.
Pada pemilihan gubernur, Sudirman penah dua kali salat jumat di Masjid Kauman. Dia mengaku ketika itu dia duduk di barisan tengah karena masuk terlambat.
Baca Juga:
Alasan Masjid Kauman Tolak Kegiatan Shalat Jumat Prabowo
Soal Kegiatan Prabowo, Pihak Masjid Kauman Lapor Bawaslu
Namun oleh pengurus Masjid dia di bawa ke depan mihrab, duduk sebelahan dengan Imam. Bahkan sesudah selesai shalat diajak makan siang oleh seluruh takmir. Sambutan warga juga luar biasa.
"Saya menyayangkan sampai terjadi larangan shalat Jumat terhadap Prabowo. Saya kok menduga ini justru ada pihak lain yang mempolitisasi shalat jumatnya Pak Prabowo,” tutup Sudirman Said.