Kamis 14 Feb 2019 10:55 WIB

Samawi: Fadli Zon Memancing Santri Bergerak Bela Mbah Moen

Sekjen Samawi mengomentari ucapan Fadli Zon soal dalang dibalik aksi santri di Kudus.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Para santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) mengikuti aksi ‘Bela Kiai’ yang digelar di Alun- alun Simpang Tujuh, Kudus, kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2). Mereka mendesak agar Fadli Zon menghentikan sikapnya yang dinilai mencela kiai.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Para santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) mengikuti aksi ‘Bela Kiai’ yang digelar di Alun- alun Simpang Tujuh, Kudus, kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2). Mereka mendesak agar Fadli Zon menghentikan sikapnya yang dinilai mencela kiai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), Aminuddin Maruf mengomentari pernyataan Fadli Zon, terkait ada 'dalang' dibalik aksi santri di Kudus yang mendesaknya meminta maaf kepada KH Maimun Zubair (Mbah Moen). Aminuddin mengatakan, 'dalang' yang memicu santri menggelar aksi tersebut justru Fadli Zon sendiri karena membuat puisi 'Doa yang Tertukar'

"Aktor yang ada di belakang aksi santri ya Fadli Zon sendiri. Dia yang memancing santri bergerak didasarkan oleh rasa hormat ta’dzim kepada kiai dan guru yang dihormatinya," kata Anggota Direktorat Penggalangan dan Jaringan Aminuddin Ma'ruf dalam keterangan resmi, Kamis (14/2).

Fadli Zon diketahui enggan meminta maaf terkait polemik 'Doa yang ditukar'. Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini menilai tidak ada satu pun perbuatan yang melawan hukum dalam puisinya tersebut.  Dia bersikeras puisi itu merupakan bagian dari ekspresi. Wakil Ketua Umum Gerindra ini kemudian mempersilahkan jika karya seninya itu dilaporkan ke aparat berwenang.

Aminuddin mengatakan, sikap yang ditunjukan Fadli Zon itu akan berdampak buruk bagi kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia menilai polemik itu akan menjadi lubang besar hingga memperbesar kekalahan Prabowo-Sandi di pilpres nanti.

Sebelumnya, Kiai Haji Maimoen Zubair atau Mbah Moen salah mengucap nama Jokowi menjadi Prabowo sebagai presiden 2019-2024 dalam doanya. Mbah Moen kemudian mengklarifikasi doa itu dan mengatakan bahwa yang ia doakan ialah Jokowi agar kembali terpilih menjadi pemimpin negara.

Fadli Zon yang selanjutnya membuat puisi dari peristiwa itu mendapat kritik dari santri dan warga nahdhiyin. Mereka menuntut Fadli meminta maaf karena dinilai telah merendahkan Mbah Moen.

Belakangan, para santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (ASMAK) menggelar demo di Alun-alun Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2). Hal serupa juga dilakukan oleh para santri dan GP Anshor di Kabupaten Probolinggo. Mereka menuntut wakil ketua DPR tersebut untuk meminta maaf terkait puisi tersebut yang dinilai menghina kiai NU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement