Rabu 13 Feb 2019 05:02 WIB

Klaim Setelah Somasi Abu Janda dan Tanggapan dari Facebook

Permadi Arya pemilik akun Abu Janda telah melayangkan somasi ke Facebook.

Permadi Arya alias Abu Janda
Foto: Screenshoot Youtube
Permadi Arya alias Abu Janda

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andrian Saputra, Mabruroh

Pegiat media sosial, Permadi Arya, mengklaim mempunyai bukti-bukti kuat untuk membawa kasus penghapusan laman Facebook miliknya ke ranah hukum. Permadi atau yang juga dikenal Abu Janda mengungkapkan akun Facebook yang digunakan olehnya untuk membuat halaman khusus di Facebook (fan page) dengan nama Abu Janda itu justru pernah diretas oleh Saracen.

Peretasan akun pribadinya itu terjadi pada 22 September tahun lalu. Hal itu diketahuinya dari pemberitahuan melalui e-mail. Peretas pun berhasil masuk ke akun pribadinya dan mengubah password, nomor telepon untuk verifikasi hingga e-mail akun tersebut.

Tak hanya itu, jelas Permadi, peretas pun mengganti foto profil akun miliknya itu dengan logo Saracen. Permadi juga mengatakan pascaperetasan itu sejumlah foto-foto pribadinya disebarkan hingga menjadi viral di media sosial. Beruntung, Permadi berhasil memulihkan kembali akunnya. Halaman Facebook-nya pun aman lantaran telah berganti akun.

“Dugaan kita ketika tim sekuriti Facebook melakukan tracking ke e-mail Saracen ini, ditemukan e-mail Saracen mengusai akun pribadi saya. Dianggapnya mungkin semua page dan akun lain yang diproduksi dari akun pribadi saya yang e-mail-nya sudah menjadi Saracen diaggap produk Saracen semua,” kata Permadi kepada Republika.co.id, Selasa (12/2).

Permadi hingga kini masih menunggu respons dari Facebook untuk memulihkan nama baik dan akun halaman Facebook-nya itu. Dia pun menunggu respons Facebook hingga Kamis, pascadirinya melayangkan somasi kepada Facebook pada Jumat (8/2) pekan lalu.

Kendati demikian, Permadi mengatakan usai dirinya melayangkan somasi, Facebook telah membuat pernyataan susulan. Bahwa, Facebook akan menginvestigasi kembali terkait penghapusan sejumlah halaman, akun dan grup di media sosial itu.

"Setelah kita kirim somasi mereka kasih respons ya, kita akan dalami lagi, akan investigasi lagi bukan tidak mungkin ditinjau ulang. Tapi kalau Facebook arogan, kita tempur sudah di pengadilan dan saya akan polisikan juga,” tuturnya.

Di media sosial, penghapusan akun Abun Janda di halaman Facebook Permadi Arya itu menjadi perbincangan warganet. Tagar #AbuJandaSaracen hingga #PermadiAryaBosSaracen sempat menjadi topik trending di Twitter.

Kendati demikian, Permadi justru mengaku senang pembahasan tentang dirinya dapat menjadi perbincangan tertinggi di jagat dunia maya. Dia pun mengaku telah siap jika kasus tersebut digoreng terus untuk kepentingan pihak-pihak tertentu jelang Pilpres 2019.

Bahkan, Permadi mengatkan dirinya bakal bersedekah kepada sejumlah pemilik akun yang meramaikan cicitan tentang penghapusan halaman Facebook-nya itu. "Ini kan tahun politik sudah risiko saya yang sudah identik dengan pendukung pejawat. Kalau digoreng habis-habisan oleh kubu oposisi saya sudah siap risikonya,” katanya.

Baca juga:

Respons Facebook Indonesia

Menanggapi somasi yang diajukan Abu Janda, Facebook pun merespons. Facebook melalui juru bicaranya memberikan pernyataan singkat terkait somasi Abu Janda tersebut.

"Prioitas kami adalah meminimalisir kekuatan grup Saracen untuk menggunakan akun, halaman, dan grup yang disusupi serta mencegah kemungkinan yang berbahaya," kata Facebook Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, pada Selasa (12/2).

Facebook juga meminta kepada pemilik sah dari suatu akun atau halaman yang merasa terdampak untuk segera menghubungi pihaknya. Kendatipun telah melakukan penutupan terhadap ratusan akun grup maupun individu, Facebook mengaku terbuka apabila diminta untuk mengaji kembali.

"Apabila pemilik sah dari akun, halaman, dan grup yang terdampak agar segera menghubungi kami. Kami terbuka untuk menelaah dan mengkaji akun mereka kembali," ujar Facebook Indonesia.

Seperti dilansir di laman Newsroom.fb.com pekan lalu, Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher, mengumumkan bahwa Facebook menghapus 207 halaman, 800 akun, 546 grup di situs sosial media itu. Facebook menyatakan akun, grup dan halaman itu terlibat dalam perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook di Indonesia.

Artinya, akun, grup, dan halaman tersebut disebut menyesatkan orang lain tentang sosok atau aktivitas di sosial media Facebook. "Semua halaman, akun, dan grup ini ditautkan ke grup Saracen, sindikat daring di Indonesia," kata Gleicher.

Facebok menyebut sejumlah akun, grup, dan halaman yang dihapus seperti, Permadi Arya (halaman), Kata Warga (halaman), Daeknet ID (halaman), Berita Hari Ini (grup), dan AC Milan Indo (grup). Gleicher mengatakan Facebook mencatat halaman, grup, dan akun itu berdasarkan perilaku di sosial media, bukan konten posting atau unggahan.

"Dalam hal ini, orang-orang di belakang kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain, dan menggunakan akun palsu untuk merepresentasikan diri mereka sendiri, dan itu adalah dasar dari tindakan kami," ujar Gleicher.

Dia menegaskan Facebook terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas itu. Sebab, Facebook tidak ingin layanannya digunakan untuk memanipulatif orang lain.

Facebook menyatakan pengumuman penghapusan itu merupakan salah satu langkah untuk mencegah penyalahgunaan platform situs mereka. "Kami akan terus berinvestasi dalam keselamatan dan kemanan, memastikan bahwa orang dapat terus mempercayai koneksi yang mereka buat di Facebook," kata Gleicher.

photo
Polisi Memburu Muslim Cyber Army

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement