REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Mahfud MD mengingatkan para pendukung kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk tidak saling mengejek terutama di media sosial karena hanya beda pilihan di Pilpres 2019. Sebab, kedua capres tidak saling ejek.
"Saya tidak melihat kedua capres saling ejek, tidak ada. Yang muncul saling ejek itu kan pendukungnya. Itulah yang kita imbau agar pendukung tidak membuat hoaks dan memancing pertengkaran," kata Mahfud MD seusai menjadi pembicara pada sarasehan kebangsaan yang diselenggarakan Gerakan Suluh Kebangsaan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (12/2).
Menurut catatan Mahfud MD, baik antara pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak pernah melihat keduanya saling mengejek. Sebab, kata dia, yang ada justru adu gagasan dan program.
"Semuanya adu program menurut saya. Kalau ada saling sahut itu tidak apa-apa hal yang biasa. Namanya juga kontestasi," kata anggota Badan Pembina Idiologi Pancasila (BPIP) itu menyikapi maraknya hoaks dan saling ejek antar pendukung di media sosial (medsos).
Kendati demikian, ketua Gerakan Suluh Kebangsaan itu, berharap usai pemilihan presiden dan pemilu semua masyarakat harus bersatu. Kembali dalam semangat persaudaraan, kebangsaan dan bernegara.
Pemilu itu filosofinya mencari pemimpin rakyat untuk ditaati bersama. Karena itu, pilihlah siapa yang dipilih sebebas-bebasnya sesuai dengan aspirasi masing-masing warga negara.
"Tetapi jangan berpecah belah. Jangan bertengkar. Karena begitu pemimpin dan wakil-wakil rakyat terpilih maka pemimpin itu akan menjadi pemimpin dari seluruh rakyat dan wakil-wakil rakyat yang ada di daerah atau dapil masing-masing," tuturnya.