Senin 11 Feb 2019 17:21 WIB

Halte Transjakarta CSW akan Terintegrasi Stasiun MRT

PT Transjakarta menggelar sayembara desain prasarana integrasi di Simpang CSW.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Gita Amanda
Bus Transjakarta Koridor 13 Tendean-Ciledug melintasi halte CSW di Jakarta Selatan, Selasa (17/4).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Bus Transjakarta Koridor 13 Tendean-Ciledug melintasi halte CSW di Jakarta Selatan, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan mengintegrasikan Halte Centrale Stiching Wederopbouw (CSW) dengan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Untuk itu, PT Transjakarta menggelar sayembara desain prasarana integrasi di Simpang CSW tersebut.

"Iya, sudah diumumkan (sayembara). Akan menyambungkan halte yang ada (Halte CSW) ke stasiun MRT," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono kepada Republika.co.id, Senin (11/2).

Ia menjelaskan, perlu perencanaan prasarana terintegrasi yang artistik dan memberi kemudahan aksesibilitas bagi pengguna transportasi umum. Beberapa institusi negara seperti Mabes Polri, Kejaksaan Agung, Kementerian PUPR berada di kawasan tersebut.

PT Transjakarta merasa perlu mengajak peran serta masyarakat khususnya para praktisi untuk berpartisipasi dalam sayembara desain prasarana integrasi halte dan stasiun MRT tersebut. Agung mengatakan, secara umum ide gagasan desain salah satunya meminta rancangan aksesibilitas untuk para penumpang dengan eskalator.

Menurut Agung, elevator tidak bisa digunakan karena keterbatasan ruang. Sehingga, pihaknya harus memilih salah satunya yaitu eskalator sebagai kemudahan dan kecepatan pergerakan penumpang.

"Tidak cukup spacenya jika ada lift dan eskalator. Harus salah satu. Kita lihat nanti bagaimana kreasinya (peserta sayembara)," kata Agung.

Corporate Secretary PT MRT Kamaludin mengatakan, pihaknya telah membuat akses pintu keluar Stasiun Sisingamangaraja yang siap disambungkan dengan Halte Transjakarta CSW. Mengenai bentuk integrasi fisik itu, ia menjelaskan akan mengikuti desain hasil sayembara.

Namun, dalam pelaksanaan sayembara tersebut PT MRT menyerahkan ke PT Transjakarta sebagai penyelenggara. Ia memperkirakan, pembangunan integrasi fisik antara halte dan stasiun itu akan terwujud tahun ini.

"Apakah bentuknya skydeck atau apa tergantung dari hasil sayembaranya Transjakarta," kata Kamaludin.

photo
Sejumlah kendaraan melintasi Halte Transjakarta Centrale Stiching Wederopbouw (CSW) di Kebayoran Baru, Jakarta.

Halte CSW berada di rute Transjakarta koridor 13 yang melalui jalan layang non tol mulai dari Jalan Ciledug Raya hingga Jalan Kapten Tendean. Koridor 13 telah beroperasi sejak 16 Agustus 2017 lalu, tetapi hingga saat ini Halte CSW belum difungsikan. Satu-satunya halte yang ada di koridor 13 yang belum beroperasi.

Mengenai sayembara desain yang diselenggarakan PT Transjakarta, hal itu disambut baik pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriyatna. Menurut Yayat, desain dengan melibatkan masyarakat lebih baik ketimbang perencanaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Itu lebih bagus dibuka sayembara saja. Sayembara lebih praktis dibandingkan perencanaan teknis dari pemerintah, di situ mungkin ada inovasi-inovasi baru, kreativitas baru dari masyaarakat yang lebih memahami," jelas Yayat.

PT Transjakarta mencatat potensi penumpang koridor 13 mencapai 25 ribu orang per hari. Diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan beroperasi MRT Jakarta pada Maret 2019 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement