REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung serius mengatasi masalah stunting. Salah satunya dengan menyediakan layanan khusus kasus stunting di tiap-tiap posyandu.
Hal ini menyikapi meningkatnya kasus stunting di Kota Bandung yang menjadi perhatian semua pihak. Gagasan ini dibahas dalam rapat koordinasi Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung. PKK berencana menambah meja layanan khusus stunting di 1.983 Posyandu se-Kota Bandung.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM), Dedi Supandi menuturkan adanya layanan khusus di Posyandu ini diharapkan mengatasi kasus stunting bisa langsung dan lebih cepat. Bukan hanya penyuluhan tapi juga penanganan langsung.
"Penanganan langsung bisa nanti diberikan pemberian makanan tambahan, vitamin, nanti juga petugas puskesmasnya turun langsung disitu," kata Dedi di Pendopo Kota Bandung, Senin (11/2).
Ia menuturkan stunting menjadi salah satu bahasan utama Kota Bandung seiring naiknya angka penderita stunting di Kota Bandung. Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menyebutkan, dari 2 persen di tahun 2017 menjadi 7,6 persen pada tahun 2018.
Menurutnya selama ini banyak masyarakat yang cenderung menutupi kondisi anaknya yang stunting. Dengan alasan malu, anak-anak stunting justru tidak mendapat penanganan lebih lanjut.
Kurangnya kesadaran keluarga inilah yang dikatakannya menyebabkan perlunya pendekatan khusus kepada masyarakat untuk kasus ini. Memgingat Posyandu menjadi layanan kesehatan yang menyasar langsung warganya.
"Dengan adanya meja layanan khusus seperti itu sehingga interaksinya langsung. Kader-kader turun untuk melakukan pelayanan dan jemput bola langsung ke lokasi," ujarnya
Ia menuturkan pada meja layanan tersebut, para kader Posyandu akan memberikan konsultasi dan penanganan bila menemukan kasus stunting pada balita. Posyandu akan bekerja sama dengan Puskesmas terdekat.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Puskesmas. Nanti akan ada pemberian makanan tambahan, ada dukungan dari PIPPK potensi lokalnya, ada dari CSR yang bisa kita dapat," ujar Dedi.
Gagasan itu juga diapresiasi Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dalam Rapat Koordinasi PKK yang digelar sebelumnya. Oded mendorong agar PKK terus menelurkan gagasan-gagasan untuk kesejahteraan masyarakat.
"Rapat ini adalah wadah untuk melahirkan gagasan. Meskipun sudah ada program kerja dalam setahun, tapi gagasan pelaksanaan program itu harus terus hadir setiap harinya," tuturnya saat memberikan sambutan sekaligus membuka Rakor TP PKK Kota Bandung.
Perlu diketahui, beberapa gelaja stunting di antaranya, berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun, perkembangan tubuh terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan), atau anak mudah terkena penyakit infeksi.