Senin 11 Feb 2019 12:35 WIB

NTB Siap Kembangkan Bioetanol

Peluang NTB untuk mengembangkan bioetanol cukup terbuka lebar.

Penguji menguji bahan bakar nabati bioetanol yang dibuat dari bahan-bahan alternatif seperti klobot jagung, sekam padi, ilalang, tebu dan jerami.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Penguji menguji bahan bakar nabati bioetanol yang dibuat dari bahan-bahan alternatif seperti klobot jagung, sekam padi, ilalang, tebu dan jerami.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Zulkieflimansyah menyatakan kesiapan daerah itu untuk mengembangkan bioetanol. "Bioetanol ini harus dimulai. Kalau dilihat nilai keekonomian kadang susah masuk. Tapi kalau kita tidak mulai, tidak ada pembelajaran teknologi dan lain sebagainya nanti," ujarnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (10/2).

Ia mengaku peluang NTB untuk mengembangkan bioetanol cukup terbuka lebar. Hal ini sejalan dengan keinginan Kementerian ESDM yang ingin menjadikan NTB sebagai daerah pertama pengembangan bioetanol di Indonesia. "Karena hasilnya nyata dan sudah ada, saya yakin dan optimis meski tidak gampang mengembangkan bioetanol ini," ucap Zulkieflimansyah.

Disinggung terkait kesiapan lahan dan bahan baku bioetanol, seperti yang diminta ESDM, gubernur yang akrab disapa Doktor Zul ini, menilai ketersediaan lahan di daerah itu cukup luas untuk mengembangkan bahan baku bioetanol. Salah satu alasannya karena bahan bakunya mudah didapat.

"Lahan kita banyak yang tidak termanfaatkan, itu yang coba nanti kita pakai. Begitu juga dengan bahan baku, karena memakai rumput gajah tidak terlalu sulit," ujarnya.

Ia mengatakan detail lahan dan bahannya akan dibahas kemudian dengan Kementerian ESDM. Sebelumnya Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian ESDM dan Pemprov NTB sepakat bekerja sama mengembangkan bahan bakar nabati berbasis tanaman lokal seperti sorgum dan rumput gajah.

"Tujuan nota kesepahaman ini kalau hasilnya hanya kertas (dokumen), saya tidak mau. Saya tidak mau memberikan harapan palsu kepada bapak gubernur," tegas Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, di Jakarta, Kamis (7/2).

Kerja sama ini juga didukung PT Pertamina, PT Rajawali Nusantara Indonesia dan Toyota Motor Corporation dalam pengembangan bioetanol di NTB. Pemerintah Provinsi NTB menawarkan penggunaan lahan hutan produksi (HTP) dengan luas 33 ribu hektare di Kabupaten Lombok Utara untuk budidaya tanaman yang cocok untuk pengembangan bahan bakar nabati. MoU yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto dan Gubernur NTB Zulkieflimansyah ini terkait Kerja Sama Pengembangan, Pemanfaatan Teknologi Berbasis Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement