Senin 11 Feb 2019 12:11 WIB

Dukung Jokowi, TKN: Para Akademisi Tahu Mana Fakta dan Fiksi

TKN menilai dukungan dari para akademisi karena mereka muak dengan politik hoaks

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Ace Hasan Syadzily
Foto: Republika/Wihdan
Ace Hasan Syadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) menilai, dukungan yang diberikan alumni universitas dan akademisi menunjukan munculnya fenomena arus baru politik Indonesia. Yang dimaksud TKN adalah deklarasi kaum menengah yang biasanya memilih diam dan tidak menyampaikan pilihan secara terbuka.

"Mereka bagian dari kelas menengah akhirnya mengambil posisi politik yang tegas," kata Juru Bicara TKN pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Senin (11/2).

Baca Juga

Ace berpendapat, deklarasi kelas menengah ditengarai lantaran mereka muak dengan cara berpolitik menebar hoax, membangun kecemasan dan menakut-nakuti publik. Politisi Golkar itu melanjutkan, para alumni merupakan kelompok kritis yang tidak mudah untuk dirayu dengan sandiwara dan juga tidak takut dengan model propaganda ala firehose falsehood.

"Mereka bergerak melawan propaganda seperti itu. Mereka jelas tahu mana fakta dan mana fiksi," ujar Ace lagi.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini melanjutkan, deklarasi itu sekaligus menandakan hadirnya voluntarisme dan semangat kerelawanan. Mereka, dia mengatakan, merancang acara sendiri menggunakan sumber pembiayaan mandiri dengan tenaga relawan. "Yang hadir juga bersemangat voluntarisme krn mereka ingin mendukung orang baik tetap menjadi presiden," katanya.

Ace melihat, kebangkitan kelas menengah terdidik untuk berdiir bersama Jokowi akan mempengaruhi swing voters yang masih ragu dengan pilihannya dan undecided voters yang belum menentukkan pilihannya. Ace mengatakan, jumlah undecided voters dan swing voters akan semakin menipis sejalan dengan semakin dekatnya waktu pemilihan.

"Bahkan swing voters yang selama ini dukung Prabowo-Sandi akan mulai ragu dengan pilihannya dan mulai bergeser untuk memilih Pak Jokowi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement