REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Gajah Mada (UGM) Arie Suditjo mengungkapkan perlunya partai politik (pasrpol) melakukan kaderisasi kaum muda. Menurutnya, kaderisasi ulang dalam sebuah partai memang harus disiapkan.
"Parpol harus mengubah diri jangan mengandalkan yang condong punya uang," kata Arie Suditjo dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (11/2).
Arie mengatakan, saat ini momentum tepat untuk mengkaderisasi calon-calon pemimpin dari kalangan kaum muda. Dia berpendapat, Pilpres 2024 mendatang diprediksi bakal menjadi pertarungan wajah-wajah baru. "Ada anggapan Pilpres 2019 saat ini merupakan pertarungan terakhir para elite-elite politik kawakan," katanya.
Arie berpendapat, sudah saatnya seluruh parpol lima tahun ke depan harus mempersiapkan semua. Dia mengatakan, jangan sampai Pemilu 2024 diisi sengan kebodohan-kebodohan politik yang akan merugikan.
Arie memandang jika calon pemimpin masa depan harus memiliki jiwa kebangsaan yang kuat dan reputasi bagus. Lanjut Arie, hal itu diperlukan agar pada 2024 nanti tidak diperangi oleh isu-isu yang dangkal.
Dalam prespektif ini anak-anak muda ke depan harus punya prestasi, kecerdasaan dan keberanian dalam memegang prinsip," katanya.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) NasDem Effendy Choirie optimis partainya bisa mempersiapkan kader muda untuk menjadi pemimpin. Gus Choi, sapaan Effendy, mengatakan, terlebih Ketua Umum NasDem Surya Paloh kerap mengundang kader muda secara perorangan untuk diberikan motivasi.
"Slamet Junaidi (Bupati Sampang) orang enggak pernah berpartai digembleng terus-terusan. Nah pendidikan NasDem itu juga ada yang informal," katanya.
Gus Choi melanjutkan, NasDem juga telah memberikan kader-kader muda pendidikan secara khusus terkait Akademi Bela Negara (ABN) selama empat bulan. Sehingga, dia megnatakan, suatu saat akan lahir dari ABN.
Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menilai parpol harus mulai berbenah dengan melakukan kaderisasi kepada kader-kader muda. Sehingga, dia mengatkaan, bisa menciptakan calon pemimpin masa depan yang berkualitas.
"Memberikan kesempatan kepada anak-anak muda daripada sibuk mempertahankan status quo," katanya.
Gus Yaqut menambahkan, calon pemimpin masa depan harus mempunyai visi untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik, terhormat dan disegani. Calon pemimpin, dia melanjutkan, juga harus memiliki cita-cita besar. Selain itu, dia mengatakan, calon pemimpin hendaknya tidak mudah sakit hati dan tersinggung serta mampu menahan amarah juga memaafkan.