Senin 11 Feb 2019 07:00 WIB

Hasil Survei, PDIP dan Gerindra Masih Rajai Elektabilitas

Elektabilitas PDI Perjuangan mencapai 24,5 persen.

Rep: Ali Mansur/ Red: Indira Rezkisari
PDI Perjuangan
PDI Perjuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Celebes Research Center (CRC) telah merilis hasil jajak pendapatnya terkait elektabilitas partai politik jelang pemilihan umum (pemilu) 2019. Sebanyak 16 parpol peserta pemilu telah disurvei, hasilnya PDI Perjuangan dan Partai Gerindra menjadi parpol dengan elektabilitas paling besar dibanding yang lainnya.

"Elektabilitas PDI Perjuangan mencapai 24,5 persen, disusul Partai Gerindra sebesar 12,9 persen, Partai Golkar sebesar 10,4 persen, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) sebesar 7,5 persen, dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebesar 5 persen, dan Partai Demokrat sebesar 4,6 persen," jelas Direktur Eksekutif CRC Herman Heizer di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (10/2).

Kemudian elektabilitas sejumlah parpol lainnya diprediksi masih dibawah ambang batas parlemen, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan elektabilitas 2,8 persen. Berikutnya, Partai Nasdem sebesar 2,8 persen, Partai Perindo sebesar 2,3 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 2,2 persen.

Sementara parpol dengan elektabilitas nol koma, yakni Partai Hanura sebesar 0,8 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,6 persen, Partai Solidaritas Indonesia PSI sebesar 0,2 persen, Partai Berkarya sebesar 0,1 persen, Partai Garuda sebesar 0,1 persen. Terakhir Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0 persen.

"Saat survei juga kita tanyakan apakah ada partai politik yang dirasa dekat dengan responden, sebanyak 82,3 persen menjawab tidak ada. Sedangkan yang menjawab ada kedekatan, tercatat sebanyak 17,7 persen,” tambahnya.

Untuk kedekatan responden dengan parpol tersebut, kata Herman, merasa dekat dengan PDI Perjuangan sebesar 32,8 persen. Merasa dekat dengan Partai Gerindra sebesar 14,8 persen, dengan PKB 13,8 persen, dengan PPP 7,4 persen serta dengan Partai Demokrat sebesar 6.9 persen.

"Survei ini, kami dilakukan pada periode 23 Januari-31 Januari 2019. Untuk pengumpulan datanya sendiri dilakukan dengan metode wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement