Sabtu 09 Feb 2019 22:05 WIB

Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Perusak Dokumen Persija

Pengrusakan dokumen Persija terjadi saat Satgas Antimafia Bola menggeledah PT LI.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Satgas Anti Mafia Bola bersiap melakukan penggeledahan di kantor PT Liga Indonesia di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Satgas Anti Mafia Bola bersiap melakukan penggeledahan di kantor PT Liga Indonesia di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (1/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satuan tugas (satgas) Antimafia Bola menetapkan tiga tersangka terkait pengrusakan dokumen Persija Jakarta saat penggeledahan di PT Liga Indonesia (LI). Para tersangka tersebut, yakni Muhammad Mardani Mogot (MM), dan Musmuliadi (M) dan Abdul Gofur (AG).

MM diduga sebagai supir dari Plt Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) Joko Driyono. Adapun M, diduga sebagai pekerja PT Persija Jaya Jakarta. Sedangkan AG diduga sebagai pekerja di PSSI. Kabag Penum Humas di Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Syahar Diantono mengatakan, nama-nama tersebut, resmi ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (8/2) usai gelar perkara.

“Ketiganya saat ini sebagai tersangka. Tetapi tidak dilakukan penahanan dengan pertimbangan kooperatif saat dilakukan pemeriksaan,” ujar dia, kepada Republika, Sabtu (9/2).

Ketiga tersangka, Syahar menerangkan dijerat dengan Pasal 363, 235, 233, 232, 221 juncto Pasal 55 KUH Pidana. Aturan tersebut menjerat perbuatan pencurian, pengrusakan penghancuran barang bukti tindak pidana juncto memerintah atau menyuruh melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

Penetapan tiga tersangka ini, merupakan perkembangan penyelidikan dan penyidikan skandal mafia sepak bola di kompetisi nasional. Pada Jumat (1/2), satgas bentukan Mabes Polri tersebut melakukan penggeledahan di dua tempat. Yakni di bekas kantor PT LI dan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel). Dua perusahaan tersebut, merupakan operator kompetisi lama sepak bola Indonesia.

Dua perusahaan tersebut, pun erat kaitannya dengan Joko Driyono. Khusus di kantor PT LI, juga sering dijadikan tempat Komisi Disiplin (Komdis) PSSI melakukan sidang terkait kompetisi sepak bola nasional. Penggeledahan di dua tempat tersebut, merupakan lanjutan dari aksi serupa oleh satgas di dua kantor PSSI. Ribuan dokumen keuangan, dan perwasitan, serta catatan kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 disita oleh penyidik.

Di PT LI, satgas sempat memberikan garis polisi sebelum penggeledahan. Namun, saat penyidik melakukan penggeledahan diketahui adanya penghancuran sengaja sejumlah dokumen dan alat bukti. Kombes Syahar pernah mengungkapkan, dokumen yang sengaja dirusak tersebut, merupakan catatan keuangan Persija, tim juara Liga 1 2018. Terkait pengrusakan tersebut, satgas pun memeriksa enam nama yang diduga terlibat. Tiga di antaranya yang kini menjadi tersangka.

Dalam penetapan tersangka tersebut, diketahui MM bersama M membongkar akses lain pintu masuk tempat penggeledahan yang sudah digaris kuning polisi untuk mengambil alat perekam (CCTV), dan komputer jinjing, serta dokumen dan telefon genggam yang diduga milik Persija dan PSSI. Sedangkan AG, tersangka yang diminta oleh MM dan M, menyimpan barang-barang bukti tersebut. Adapun tiga nama lain, saat ini satgas tetapkan sebagai saksi.

Terkait penyidikan yang kini menyeret Persija, Dewan Pembina Kesebelasan Macan Kemayoran, Syafruddin menegaskan, agar penyidik segera mengungkap dalang di balik penghancuran alat bukti yang dicari Satgas Antimafia Bola. “Silakan diungkap. Jangan pandang bulu,” kata dia.

Syafruddin yang baru pensiun dari jabatan Wakapolri tersebut mengatakan bukan cuma masyarakat sepak bola yang mendesak satgas mengungkap banyak kasus mafia di kompetisi nasional.  Tetapi dirinya, pun meminta satgas mengusut tuntas banyak skandal di sepak bola Indonesia.

“Dunia sepak bola akan mengejar itu. Termasuk saya,” kata dia.

Sebagai Pembina Persija, ia pun meminta agar kesebelasan di Ibu Kota Jakarta itu, tak risih dengan pengungkapan dugaan keterlibatan tim tersebut. Di manajemen Persija sendiri, awal pekan lalu, sejumlah petinggi di klub tersebut memilih mengundurkan diri.

Mereka yang mundur yakni, Direktur Utama Gede Widiade, dan Direktur Operasional Muhammad Rafil perdana. Meski Gede mengaku pengunduran diri tersebut tak terkait dengan aksi satgas, akan tetapi langkah pengunduran tersebut menjadi guncangan di internal manajemen Macan Kemayoran. Sebab, langkah Gede dan Rafil keluar dari struktur manajemen, juga diikuti oleh sejumlah pengurus dan petinggi Macan Kemayoran lainnya.

n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement