Jumat 08 Feb 2019 16:16 WIB

Syekh Fajar: Hoax Bagai Makan Bangkai Daging Saudara Sendiri

Apa pun bentuknya, hoax adalah bagian dari gibah dan fitnah.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Karta Raharja Ucu
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto bersama Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Alfath, Syekh Fajar Laksana Alfath saat atraksi dengan bola api, di Ponpes Dzikir Alfath, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (8/2).
Foto: dok. PDIP
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto bersama Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Alfath, Syekh Fajar Laksana Alfath saat atraksi dengan bola api, di Ponpes Dzikir Alfath, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Syekh Fajar Laksana Alfath ikut mengomentari banyaknya isu hoaks yang belakangan beredar, khususnya menjelang Pemilu 2019. Menurut dia, hoaks atau berita bohong adalah bagian dari gibah.

"Namanya hoaks apa pun bentuknya itu bagian daripada gibah. Bagian daripada fitnah. Dosanya sama dengan memakan bangkai daging saudaranya sendiri," kata Syekh Fajar kepada wartawan usai menerima kunjungan sejumlah politikus PDIP Pondok Pesantren Dzikir Alfath, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (8/2).

Ia menjelaskan, membuat hoaks termasuk perbuatan dosa besar dalam Islam. Ia pun bersyukur Indonesia sudah memiliki hukum dan Undang-Undang untuk menangani pembuatan hoaks, sehingga pelakunya dapat dipenjara.

"Jadi mereka lakukan hoaks tinggal dipidanakan saja. Jadi enggak perlu diributkan kembali karena hoaks sudah masuk ke tataran hukum pidana, karena sudah ada hukum pidana ya kami tidak banyak bicara. Siapa yang lakukan hoaks siap-siap di jeruji saja begitu," kata dia lagi.

Ia pun menyayangkan hoaks yang bisa mengganggu stabilitas kerukuman umat beragama. Syekh Fajar juga berharap hoaks yang beredar jangan sampai mengganggu kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia dan menyebabkan adu domba.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengaku menemukan hakikat sila ketuhanan yang berkebudayaan di tempat Ponpes Dzikir Al Fath. "Sebagaimana yang dimaksudkan oleh Bung Karno, maka segala sesuatunya kalau kita lihat dengan mata hati kita rasakan itu adalah baik, ini gambaran ke-Indonesiaan kita," kata Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement