REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sebanyak dua warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD), kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap H. Marwoto. Menurut dia, dua korban meninggal dunia tersebut masing-masing merupakan warga Kecamatan Kesugihan dan kota Cilacap.
"Berdasarkan data, selama bulan Januari 2019 tercatat sebanyak 71 kasus DBD yang terjadi di Cilacap dan selama itu tidak ada korban yang meninggal dunia. Sementara sejak tanggal 1 Februari sampai sekarang sudah ada dua orang yang meninggal dunia akibat DBD," katanya di Cilacap, Rabu (6/2).
Kendati demikian, dia mengatakan wilayah paling banyak terjadi kasus DBD berada di Kecamatan Kroya, Binangun, dan Adipala sehingga perlu mendapat perhatian serius. Lebih lanjut, Marwoto mengakui jika kasus DBD yang terjadi selama bulan Januari 2019 di Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam hal ini, pada bulan Januari 2018 tercatat sebanyak tujuh kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Cilacap. "Pada bulan Januari 2018 memang sangat rendah, sedangkan pada bulan Januari 2017 cukup tinggi. Sekarang kembali tinggi," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau warga Kabupaten Cilacap untuk tetap melaksanakan pola hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, kata dia, laksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena lebih efektif daripada kegiatan pengasapan yang biasa dilakukan setelah terjadi korban DBD. Menurut dia, gerakan pemberantasan sarang nyamuk diyakini dapat memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypty yang menjadi penyebar DBD, sedangkan pengasapan atau fogging membasmi nyamuk dewasa.
"Oleh karena itu, gerakan pemberantasan sarang nyamuk harus selalu dilaksanakan. Yakni dengan membersihkan tempat air yang tergenang seperti bak kamar mandi," katanya.