Rabu 06 Feb 2019 00:10 WIB

Jokowi: Kampanye Perlu Ofensif, Masa 4 Tahun Diam

Jokowi tak akan tinggal diam terhadap tudingan yang dialamatkan kepadanya.

Calon presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Calon presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pernyataannya yang sering kali bernada ofensif terhadap kubu lawan. Menurut dia, selama empat tahun terakhir ini, dirinya selalu menahan diri saat mendapatkan berbagai serangan.

Namun kali ini, Jokowi mengaku tak akan tinggal diam terhadap tudingan dan serangan yang dialamatkan kepadanya. Karena itu, ia menilai, kampanye bernada ofensif pun saat ini perlu dilakukan.  

Baca Juga

“Ya kampanye kan perlu obfensif, masa kita empat tahun suruh diam saja. Ya endaklah. Jadi empat tahun diam masa suruh neruskan,” ujar Jokowi saat menghadiri peringatan HUT ke-72 HMI di kediaman Akbar Tandjung, Selasa (5/2) malam.

Sementara itu, tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menilai pernyataan ofensif yang dilontarkan Jokowi merupakan cara untuk memberikan rasa optimisme kepada masyarakat. Sebab, kata dia, kubu lawan sering kali menyampaikan pernyataan bernada pesimis yang dapat berakibat buruk bagi masa depan bangsa.

Juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, menyebut, pernyataan ofensif Jokowi dalam beberapa hari terakhir ini merupakan bentuk serangan balik kepada kubu lawan. Menurut dia, Jokowi tak akan membiarkan narasi negatif yang disampaikan kubu lawan dipercaya oleh masyarakat.

"Selagi kubu sebelah tetap menyerang kami dengan narasi pesimistis dan tanpa data-data yang objektif, tentu kami akan menanggapinya dengan serangan balik yang lebih tajam," kata Ace, di Jakarta, Senin (4/2). 

Sementara itu, Ketua TKN Erick Thohir pernah menyampaikan kubu Jokowi-Ma’ruf akan mulai tampil menyerang. Sebab, kata dia, serangan dari kubu oposisi sudah semakin masif.

“Karena kemarin kami sudah diserang, bahkan ada kampanye PKI segala. Jadi mau tidak mau kita harus ofensif sekarang,” kata Erick di Jakarta, Kamis (13/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement