Rabu 06 Feb 2019 00:02 WIB

Jokowi Kagum Keislaman dan Nasionalisme HMI

Para kader HMI juga menunjukan sikap nasionalisme dan ke-Islaman yang tinggi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Logo HMI.
Foto: Google.plus
Logo HMI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kagum terhadap kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain berintelektual, dia menilai, para kader HMI juga menunjukan sikap nasionalisme dan ke-Islaman yang tinggi.

“Selain hasilkan intelektual-intelektual muda yang cukup banyak, tentang ke-Islaman dan ke-Indonesiaan benar-benar selalu dijunjung kader HMI,” kata Jokowi saat menghadiri peringatan HUT ke-72 HMI di kediaman Akbar Tandjung, Selasa (5/2) malam.

Jokowi juga mengingatkan anugerah bangsa Indonesia yakni masyarakatnya yang majemuk dengan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini pun menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah dan juga masyarakat untuk terus merawat persatuan dan kerukunan. “Karena aset besar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyinggung masalah pembangunan infrastruktur yang masif dikerjakan oleh pemerintah. Menurutnya, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan lainnya penting dilakukan untuk mengejar daya saing dengan negara lain.

Ia pun menyontohkan, sejak 1978, Indonesia baru memiliki jalan tol jagorawi sepanjang 50 km. Kemudian dalam 40 tahun berikutnya, Indonesia baru membangun 780 km. Sementara negara lain seperti Cina, telah memiliki 280 ribu km jalan tol dalam periode yang sama.

Karena itu, lanjutnya, pemerintah pun mengejar ketertinggalan infrastruktur dan fokus pada pembangunan selama empat tahun terakhir ini. Hasilnya, kata Jokowi, pada akhir tahun ini jalan tol yang akan selesai terbangun yakni sepanjang 1854 km.

Selain itu, pemerintah juga mengucurkan anggaran dana desa untuk mendorong pembangunan infrastruktur di desa-desa. Seperti jalan desa, irigasi, pasar, dll. “Oleh sebab itu, kita sampaikan bahwa daya saing harus kita kejar sebagai syarat pondasi bagi kita untuk bersaing dengan negara lain,” jelas dia.

Kendati demikian, pada tahun ini pemerintah akan fokus kepada pembangunan sumber daya manusia melalui pelatihan dan kejuruan. Menurut Jokowi, terdapat sekitar 67 juta penduduk yang harus mendapatkan pelatihan ini serta sekitar 37 juta pekerja milenial yang akan disiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

Pembangunan SDM ini, lanjutnya, perlu dilakukan untuk mendorong kemajuan bangsa. Presiden pun optimistis, keberlanjutan pembangunan SDM ini dapat membawa Indonesia lebih maju. “Kalau ada keberlanjutan saya kira itu yang bisa meloncatkan bangsa ini menuju bangsa maju sesuai hitungan Bank Dunia, hitungan McKinsey Global Institute, dan juga Bappenas yang sebutkan bahwa di tahun 2040, 2045 saat Indonesia emas, negara kita akan menjadi empat besar ekonomi terkuat di dunia,” tutup dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement