Senin 04 Feb 2019 00:24 WIB

TKN: Metode Kampanye Paslon 02 Tiru Propaganda Uni Soviet

Wakil Ketua TKN mengatakan tim kubu Prabowo gunakan metode firehouse of falsehood.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen Nasdem Johnny G Plate berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekjen Nasdem Johnny G Plate berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Johnny G Plate mengatakan kubu tim lawan menggunakan metode kampanye firehouse of falsehood. Johnny mengatakan metode itu digunakan oleh Uni Soviet, yang saat era perang dingin dan didaur ulang di banyak pilpres, termasuk Pilpres Amerika Serikat tahun 2016 lalu.

"Metode yang sama juga didaur ulang dan digunakan oleh Prabowo dengan membombardir ruang politik dengan kebohongan. Sebagaimana bunyi pidatonya di banyak tempat antara lain, seperti gosip Ratna Sarumpaet digebukin, tujuh konteiner setara 70 juta kertas suara sudah dicoblos, selang infus hemodialisis dipakai 40 orang di RSCM, dan Indonesia punah," ujarnya melalui pernyataan resmi secara tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (3/2).

Baca Juga: BPN Bantah Prabowo Gunakan Propaganda Rusia

Wakil Sekjen Partai Nasdem ini menambahkan, dengan cara demikian Prabowo dan timsesnya berpotensi merusak demokrasi dan Pilpres 2019. "Sungguh sangat disesalkan. Kami mendukung Pak Jokowi untuk menjelaskan secara gambalang gosip-gosip yang dimainkan," ucapnya.

Di antaranya terkait pribadi Jokowi, seperti isu PKI, antek asing, kriminalisasi ulama yang ia tegaskan semuanya adalah tidak benar. Menurutnya, hal itu dengan sengaja dihembuskan oleh Prabowo dan timsesnya untuk menghasut perasaan publik Indonesia agar membenci pemerintah secara khusus pribadi dan keluarga Jokowi.

Johnny menyebut, persaingan yang sangat tidak sehat dan selayaknya tidak diikuti seperti itu seharusnya ditinggalkan. Sebab, cara-cara tersebut sangat licik dan merusak bangsa Indonesia. Ia pun meyakini bahwa masyarakat Indonesia tidak akan ingin negaranya hancur karena persaingan yang tidak sehat.

"Apakah rakyat rela dengan persaingan ala Prabowo ini ? Kami meyakini bahwa rakyat sangat paham dan tidak rela bangsanya dihancurkan dengan cara licik seperti itu," jelasnya.

Sementara Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga menyampaikan metode Propaganda Rusia tampak terlihat dilakukan oleh pasangan Prabowo-Sandiaga, salah satunya adalah menyebarkan isu bahwa Presiden Jokowi merupakan PKI dan juga Indonesia memiliki utang luar negeri yang cukup besar.

Firehouse of Falsehood merupakan cara licik yang digunakan beberapa negara untuk menghancurkan sistem pemerintahan. Firehouse of Falsehood itu yang jadi acuan bahwa itu metode yang dipakai di beberapa negara berdasarkan analisis dari Cambrigde itu adalah langkah-langkah yang dilihat Pak Jokowi dari pola-pola serangan terhadap beliau," ujarnya.

Menurut Arya, sejumlah tema yang kerap diembuskan kelompok tersebut biasanya mengacu pada keburukan-keburukan. "Ada beberapa tema yang selalu diserang, PKI, di utang padahal itu enggak benar semua harga naik, ekonomi semakin hancur Indonesia menuju keburukan itulah metode- metode yang dipakai," jelasnya.

"Jadi ini adalah metode yang menakut-nakuti orang, karena takut makanya milih salah satunya itu yang diinfokan oleh Pak Jokowi dan Pak Jokowi bicara begitu saya rasa tidak main-main, Beliau seorang presiden beliau pasti mengetahui data-data itu," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement