Sabtu 02 Feb 2019 04:00 WIB

TKN Sesalkan Upaya Tim Prabowo Manipulasi Dukungan Tokoh

Hasto mengomentari klaim sepihak jika JK mendukung Prabowo-Sandi

Rep: Fauziah Mursid & Rizkyan adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyoal upaya manipulatif yang dilakukan tim pasangan calon Prabowo-Sandiaga untuk mempersepsikan banyaknya dukungan ke pasangan calon nomor urut 02 tersebut.

Salah satunya beredarnya foto silaturahim Paslon Prabowo-Sandi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang diklaim secara sepihak seolah JK mendukung Prabowo-Sandi. Hasto mengingatkan kepada Tim Prabowo-Sandiaga bahwa dukungan sebenarnya adalah dukungan dari rakyat, bukan dukungan manipulatif seperti yang dilakukan tim Prabowo-Sandiaga.

"Bagi Paslon Jokowi-KH Maruf Amin, dukungan sebenarnya adalah rakyat, bukan dukungan manipulatif, sehingga Pak JK yang menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye 01 pun diklaim beri dukungan ke mereka hanya karena sebuah foto. Ini manipulatif namanya," ujar Hasto kepada wartawan, Jumat (1/2).

Tak hanya klaim dukungan JK, Hasto juga menyoroti beragam fitnah dilakukan Tim Prabowo-Sandiaga kepada Capres Jokowi dan Cawapres Ma'ruf Amin saat ini yang merupakan pengulangan politik fitnah tahun 2014.

Ia menyebut keseluruhan manipulatif dan merupakan praktek politik daur ulang yang substansinya tidak jauh berbeda dengan pola fitnah menggunakan tabloid Obor Rakyat pada Pilpres 2014 lalu. Mereka kata Hasto, mencari-cari dokumen digital guna mempersepsikan banyak dukungan.

"Kesemuanya manipulatif dan Praktek Politik Daur Ulang (PPDU). Dari issue, fitnah yang dipakai dan ditujukan ke Pak Jokowi, substansinya tidak beda jauh dengan Tabloid Obor Rakyat sebagai Induk semangnya Serangan Fitnah," ujar Hasto.

Namun demikian, Hasto meyakini apa yang dilakukan oleh Tim Kampanye Prabowo-Sandi tersebut tidak akan berhasil,  bercermin dari kegagalan Obor Rakyat tahun 2014. Hasto menegaskan menjadi calon presiden, harus mengedepankan prestasi dan rekam jejak yang baik mulai dari keluarga, karier, serta visi-misi, bukan justru menggunakan strategi menyerang dan miskin peradaban tersebut.

"Maka tidak heran, dengan strategi menyerang dan miskin peradaban tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandi selalu berada pada kisaran 25.4 persen sampai 34.6 persen, atau ketinggalan paling tidak 22 persen dibawah Jokowi-KH Maruf Amin", ujar Hasto.

Karenanya, Sekretaris Jenderal PDIP itu berharap sisa waktu kampanye lebih banyak  diisi tim Prabowo-Sandiaga dengan kontestasi gagasan dengan Tim Jokowi-Ma'ruf. Mulai dari kebijakan fiskal, energi, pangan, peningkatan SDM, Akselerasi penguasaan teknologi, kebijakan industri manufaktur, program kesehatan dan road map.

"Seharusnya dapat menjadi issue yang jauh lebih menarik untuk disampaikan ke publik, daripada memroduksi konten serangan negatif, ataupun politik daur ulang dengan memanipulasi dukungan tokoh," kata Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement