Sabtu 02 Feb 2019 01:16 WIB

TGB: Keislaman Jokowi Bisa Diuji Rekam Jejaknya

TGB menjelaskan, perjalanan hidup seorang pemimpin menjadi pembelajaran.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) saat tiba untuk memberikan bantuan korban gempa secara simbolis di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (2/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) saat tiba untuk memberikan bantuan korban gempa secara simbolis di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, menyatakan keislaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah terdokumentasi dengan baik. Artinya, keislaman Jokowi diuji rekam jejaknya.

Hal tersebut diungkapkan di acara Bedah Buku Ulama Bertutur Tentang Jokowi: Jalinan Keislaman, Keumatan dan Kebangsaan, karya Mukti Ali Qusyairi, di The Sunan Hotel Solo, Jumat (2/1). TGB menjelaskan, semua perjalanan hidup seorang pemimpin itu menjadi pembelajaran.

Perjalanan panjang Jokowi, proses yang dilewati dalam kehidupan, jatuh bangun, semua gagasan-gagasan yang dimulai dari awal, visi-misi Jokowi menurutnya menjadi satu pelajaran berharga bagi semuanya. Terkait keislaman Jokowi, bagi TGB, tanpa harus membaca buku tebal yang dibedah tersebut, keislaman Jokowi terdokumentasi dengan baik.

"Artinya guru-gurunya jelas, majelisnya jelas, pengajiannya jelas. Kemudian jejak-jekjak dari sahabatnya juga jelas semua. Jadi beliau ini tokoh historis. Artinya bisa diuji ada rekam jejaknya," terang TGB Zainul Majdi.

Menurutnya, rekam jejak itu masih terang benderang. Mulai dengan persaksian dari orang terdekat Jokowi, yang membimbing mengaji, belajar ilmu keislaman dan melaksanakan pengamalan-pengamalan ibadah dalam Islam. Termasuk di keluarga Jokowi.

"Jadi menurut saya buku ini menjelaskan dan menjawab dengan tuntas bahwa beliau adalah seorang muslim yang lahir dari keluarga muslim dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik," tegasnya.

Hal tersebut juga disaksikan sendiri oleh TGB saat Presiden Jokowi mengunjungi Lombok pascagempa tahun 2018. Saat itu, TGB masih menjabat sebagai Gubernur NTB.

Ketika baru beberapa menit mengunjungi lokasi pengungsian, terdengar adzan maghrib. Selesai adzan, Jokowi langsung mengajak TGB untuk salat berjamaah di mushala darurat di pengungsian tersebut.

"Ketika beliau maju berdiri di shaf kedua, saya persilakan maju di shaf pertama, saya minta beliau menjadi imam. Kalau tidak salah beliau baca surat Al Humazah di rakaat pertama dan At-Tin di rekaat kedua. Saya sempat menulis sedikit tentang itu. Karena bagi saya tidak ada persepsi paling valid pada orang lain selain apa yang kita saksikan," terang TGB.

Menurutnya, yang dia saksikan pada hari itu bukan yang pertama. TGB menilai Jokowi selalu berusaha meluangkan waktu di awal waktu untuk salat berjamaah. Baginya, Jokowi seorang muslim yang baik.

"Buku ini bercerita banyak hal. Bahwa Pak Jokowi ini memberikan satu semangat baru bagi kita, beliau orang biasa, bukan orang Jakarta, bukan orang elite, dan telah menempuh proses panjang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement