Jumat 01 Feb 2019 18:45 WIB

Para Tokoh Senior Suarakan Kembali ke UUD 1945

ruh dan spirit Pancasila dan UUD 1945 sudah tidak termaktub lagi dalam UUD saat ini

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Muhammad Subarkah
Diskusi buku kembali ke UUD 45
Foto: Syahrudin el fikri
Diskusi buku kembali ke UUD 45

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para purnawirawan dan sejumlah aktivis perjuangan, merasa khawatir dengan kondisi bangsa saat ini, terutama mengenai Pancasila dan UUD 1945. Hal itu terangkum dari silaturahim para purnawirawan dan aktivis perjuangan yang berlangsung di sebuah rumah makan di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (1/2).

Taufiequrrahman Ruky, ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (2002-2007) selaku penggagas acara silaturahim ini mengatakan, bangsa ini harus benar-benar menghargai jasa dan perjuangan para pahlawan kemerdekaan bangsa. "Mereka telah menyusun UUD 1945 dengan bagus dan benar sebagai arah perjuangan dan masa depan bangsa, ternyata hasilnya di amandemen oleh sejumlah wakil rakyat. Sehingga yang terjadi UUD 1945 tidak lagi jadi UUD 1945, tetapi sekarang sudah menjadi UUD 2002," ujar Ruky, purnawirawan polisi.

Ia menambahkan, UUD 1945 mengalami perubahan atau amandemen sebanyak empat kali. Dan amandemen sebanyak itu ternyata mengubah isi UUD 1945. "Lebih dari 300 persen UUD 1945 berubah. Sehingga ruh dan spirit Pancasila dan UUD 1945 sudah tidak termaktub lagi dalam UUD saat ini," terangnya.

Untuk itu, kata Ruky, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk kembali mencermati UUD 1945 agar perjuangan dan masa depan bangsa menjadi jelas dan terarah.

Dalam silaturahim ini hadir sejumlah tokoh, antara lain Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, Prof Dr Kaelan MS, Dr Soetanto Soepiadhy SH MH, Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono, Mayjen TNI (Purn) Prijanto, Hariman Siregar, Marsekal TNI (Purn) Imam Supaat, Agustadi Sasongko, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhi Purdijatno, Bambang Wiwoho, dan sejumlah guru besar perguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Sayidiman mengingatkan agar bangsa ini dijauhkan dari kemanjaan mental. Menurut dia Tuhan telah memberikan banyak sekali kepada bangsa ini. "Tuhan sudah murah kepada kita, tapi apa balasan kita kepada Tuhan," tutur dia.

Dia pun mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk mengedepankan kebersamaan. Setiap elemen bangsa, kata dia, tidak ada yang sempurna. Masing-masing punya kekurangan dan keunggulan.

Dengan bersinergi, tutur dia, bangsa ini akan bisa maju. Sayidiman pun memgingatkan agar bangsa ini bisa benar-benar mengikuti Pancasila.

Rencananya, pada 6 Februari mendatang, sejumlah purnawirawan dan aktivis ini akan menggelar bedah buku di gedung MPR RI bersama dengan wakil-wakil rakyat dan kalangan akademisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement