Kamis 31 Jan 2019 19:13 WIB

Berdamai, Ini Poin Kesepakatan Masjid Jogokariyan-PDIP

akmir Masjid Jogokariyan telah menerima permintaan maaf dari pelaku pelemparan batu.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
 Suasana usai pelaksanaan shalat dzuhur di Masjid Jogokariyan,  Selasa (29/1).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Suasana usai pelaksanaan shalat dzuhur di Masjid Jogokariyan, Selasa (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bentrokan yang melibatkan massa PDIP dan masyarakat sekitaran Masjid Jogokariyan berakhir kesepakatan damai. Takmir Masjid Jogokariyan membenarkan telah menerima permintaan maaf dari oknum pelaku penimpukan batu.

Tokoh Masjid Jogokariyan, Ustaz Salim A Fillah mengungkapkan, kesepakatan itu dilaksanakan di Kecamatan Mantrijeron. Kesepakatan ditandatangani Ketua Takmir Masjid Ustaz M Fanni Rahman dan Ketua PDIP Mantrijeron Junianto Budi Purnomo.

Berikut isi surat kesepakatan tersebut:

  1. Permintaan maaf dari Junianto Budi Purnomo kepada Muhammad Fanni Rahman selaku Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, yang telah dilakukan pada pertemuan pertama tersebut.
  2. Kesanggupan untuk mendatangkan Sdr. Kristiono (Kelinci) untuk menuntaskan permasalahan di atas yang telah dipenuhi dengan diadakannya pertemuan lanjutan pada Rabu 30 Januari 2019 di Kantor Kecamatan Mantrijeron sekitar pukul 21.00 WIB, difasilitasi Kapolsek, Camat dan Danramil Kecamatan Mantrijeron.
  3. Pada kesempatan itu, Ustaz Fanni mewakili Takmir Masjid Jogokariyan menyatakan kasus kejadian di depan Masjid Jogokariyah dan sekitarnya pada Ahad (27/1) telah selesai. Ia juga mengapresiasi pihak-pihak yang mewujudkan itu.
  4. Mulai Kapolres, Kapolsek, Danramil dan Camat Mantrijeron. Ia turut mengucapkan terima kasih kepada umat Islam dan laskar-laskar Islam di seluruh Indonesia yang telah menunjukkan solidaritas dan simpati kepada Masjid Jogokariyan.

"Kami ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT menjaga keistiqamahan kita dalam perjuangan," kata Ustaz Fanni seperti yang disampaikan akun Instagram Ustaz Salim di @salimafillah, Kamis (31/1).

Ustaz Fanni mengimbau pemerintah, khususnya KPU dan Bawaslu, mengutamakan format kampanye yang penuh kesejukan dan ketentraman bagi masyarakat luas. Ia turut mengimbau partai peserta pemilu mengedepankan cara-cara kampanye kreatif, edukatif, santun dan tidak provokatif.

Sebelumnya, insiden pelemparan batu ke Masjid Jogokariyan terjadi usai acara 'Deklarasi Jogja Dukung Jokowi' di Kompleks Stadion Mandala Krida, Ahad (27/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Insiden ini terjadi setelah pihak masjid menggelar pemilihan takmir, dengan salah satu rangkaian kegiatannya berupa pengajian dan pembagian sembako. Namun, seusai membagikan sembako tiba-tiba muncul pelemparan batu dari peserta konvoi ke arah masjid.

Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto mengonfirmasi, bentrok di sekitar Masjid Jogokariyan, Ahad (27/1) lalu, telah mencapai kesepakatan damai. Kesepakatan dicapai usai dilakukannya permintaan maaf oknum pelaku penimpukan.

Ia menerangkan, kesepakatan itu diselesaikan di Kantor Camat Mantrijeron Kamis malam. Ada beberapa klausul yang dipersyaratkan, dan salah satunya menghadirkan oknum pelaku penimpukan pada bentrokan lalu.

Yulianto menjelaskan, Kamis malam permintaan permintaan itu dilaksanakan. Oknum bernama Kristiono atau dikenal dengan nama panggilan Kelinci itu didatangkan dan telah menyampaikan permintaan maaf.

"Alhamdulillah tadi malam sudah selesai dengan clear, para pihak menyatakan permasalahan sekitar Masjid Jogokariyan sudah selesai, tidak ada lagi permasalahan," ujar Yulianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement