REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (31/1) jumlah korban meninggal akibat banjir di Sulawesi Selatan bertambah menjadi 79 orang. Sementara itu satu orang hilang dan masih dalam pencarian.
"Satu orang ini masih dalam pencarian disebabkan oleh longsor. Sementara itu 48 tercatat luka-luka dan 5.506 masih mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, sebagian besar pengungsi belum kembali ke rumah karena hancur akibat banjir tersebut. Selain itu, ada pula rumah warga yang tertutup lumpur dan saat ini sudah mulai mengeras sehingga membutuhkan bantuan dari aparat untuk membersihkan.
Baca juga, Puluhan Rumah Tergenang Banjir Akibat Sungai Karawang Meluap
Data BNPB menyebut rumah rusak sebanyak 1.397 unit dan 22.506 rumah terendam. "Sebanyak 56 jembatan terdampak, 12.785 hektare sawah terendam. 56 unit sekolah terdampak, 31 unit kantor pemerintahan, 12 unit rumah peribadatan, dan 2 unit pasar terdampak," kata Sutopo menambahkan.
Menurut BNPB, dampak banjir terbesar ada di Gowa, Jeneponto, dan Maros. Sebab, ketiga daerah terdampak banjir tersebut berada tepat di bawah curah hujan yang tinggi yakni lebih dari 300 milimeter.
"Seharusnya curah hujan itu turun dalam waktu sebulan, tapi dijatuhkan dalam waktu satu hari ya otomatis saluran tidak mampu mengaruskan," kata dia lagi.
Sutopo menambahkan, saat ini aparat yang bertugas fokus membersihkan lingkungan terdampak banjir dan dipenuhi lumpur. Kendala petugas adalah akses yang cukup sulit karena jalan yang tertutup oleh material longsor.