Rabu 30 Jan 2019 12:56 WIB

Petinggi FPI Mengundurkan Diri dari PBB Sore ini

Kader FPI mengikuti perintah Habib Rizieq untuk mundur dari PBB.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Bayu Hermawan
Habib Novel Bamukmin
Foto: Republika/Mabruroh
Habib Novel Bamukmin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinggi Front Pembela Islam (FPI) yang menjabat sebagai Sekretaris Jendral DPD FPI DKI Jakarta, Habib Novel Bamukmin berencana mengajukan pengunduran dirinya dalam keanggotaan Partai Bulan Bintang. Rencananya, Habib Novel yang juga calon anggota legislatif dari PBB itu akan menyerahkan surat pengunduran diri ke kantor DPP PBB pada sore nanti.

Habib Novel akan menyerahkan surat pengunduran diri bersama Dewan Syuro FPI yakni Habib Muhsin Bin Ahmad Al Attas. "Insya Allah saya akan urus pengunduran diri dan hari ini jam 4 sore insya Allah Habib Muhsin bin Ahmad Al athas dewan suro DPP FPI yang juga mantan ketum FPI akan datang ke DPP PBB untuk secara resmi mengundurkan diri," kata Habib Novel melalui pesan singkat kepada Republika.co.id pada Rabu (30/1).

Keputusan Habib Novel Bamukmin mengundurkan diri dari PBB menyusul maklumat Habib Rizieq Shihab. HRS menyerukan agar semua caleg PBB mengundurkan diri menyusul sikap PBB yang memberikan dukungan kepada pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk Pemilihan Presiden April mendatang.

"Maka diserukan kepada segenap aktivis FPI dan sayap juangnya beserta semua simpatisan FPI dan seluruh umat Islam pendukung Hasil ljtima’ Ulama di mana pun berada, yang menjadi pengurus atau caleg PBB untuk segera mengundurkan diri massal dari kepengurusan maupun caleg PBB," kata Habib Rizieq dalam keterangan pers Maklumat PA 212, Senin (28/1) kemarin.

Sebelumnya Ketua Bidang Pemenangan Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono meragukan seruan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) yang ditujukan kepada kader FPI di PBB. Bahkan dia menyebut seruan itu hoaks yang dibuat oleh kelompok lain.

Menurut Sukmo, imbauan HRS agar kader FPI mundur dari PBB, atau tidak aktif dalam pencalegan lewat PBB, itu berarti memberikan peluang kepada caleg-caleg partai lain untuk menang dalam pemilihan legislatif (pileg) 2019. Militansi caleg PBB, kata dia, tentu berbeda dengan caleg partai lain.

Sukmo melanjutkan, imbauan agar mundur dari PBB itu justru merugikan caleg itu sendiri. Dia mengkhawatirkan, caleg-caleg yang lolos ke parlemen itu dari partai lain yang tidak memperjuangkan umat, dan militansinya tidak sebagus caleg-caleg PBB.

"Saya tidak meyakini imbauan itu benar, kecuali tidak lebih dari hoaks yang dilakukan oleh orang-orang dari kelompok-kelompok lain yang mengatasnamakan apakah itu HRS atau atas nama orang lain yang sebenarnya tujuannya justru melemahkan partai Islam yang akan duduk di parlemen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement