Selasa 29 Jan 2019 09:31 WIB

Santri Semarang Bertekad Kawal Pemilu Bermartabat

pesantren merasa terpanggil untuk ikut berikhtiar merajut moralitas kebangsaan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
Satri (ilustrasi)
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Satri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Santri Kabupaten Semarang bertekad mengawal Pemilu 2019 agar berlangsung dalam suasana yang damai dan mampu mewujudkan demokrasi yang bermartabat. Direktur Dauroh Santri Nusantara (DSN) M Najmuddin mengatakan, pesantren merasa terpanggil untuk ikut berikhtiar merajut moralitas kebangsaan.

Najmuddin mengatakan, pesantren merupakan salah satu institusi yang berperan penting dalam tonggak sejarah panjang dan peradaban republik ini. Sejarah juga mencatat besarnya sumbangsih dan pengorbanan yang telah diberikan para santri dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.

Dengan catatan sejarah yang cemerlang, di era kemerdekaan sekarang ini, pesantren juga terpanggil untuk turun dan terjun langsung kepada masyarakat dalam memberikan nilai pendidikan politik. Ia melanjutkan, khususnya dalam menghadapi Pemilu dan Pilpres 2019, yang kian diwarnai berbagai macam dinamika dan cara- cara yang mengabaikan etika bahkan moral berpolitik.

"Tentunya dengan metodologi dan caranya khas pesantren yang mengedepankan nilai religiusitas, nilai moralitas dan spirit kebangsaan yang menjadi identitas pesantren selama ini," katanya, Selasa (29/1).

Menurut Najmuddin, kalangan pesantren merasa terpanggil untuk ikut berkihtiar mengupayakan yang terbaik dalam merajut tenun dan moralitas kebangsaan kita yang akhir- akhir ini hampir tercabik. Sehingga pesantren bisa turut  bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif dan tetap tenang demi tercapainya cita- cita bersama, Indonesia yang maju dan berkeadaban dan tertuang dalam nilai- nilai Pancasila.

Salah satu kiat yang sudah dilakukan DSN untuk mewujudkan tekad ini adalah menggelar Deklarasi Santri Kawal Pemilu Damai dan Bermartabat, Senin (28/1) kemarin. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dauroh Santri Nusantara (DSN), bekerjasama dengan Polres Semarang, KPU, Bawaslu, dan Kesbangpol Kabupaten Semarang.

Deklarasi ini juga diikuti oleh perwakilan beberapa organisasi Kepemudaan (OKP). Selain itu juga mengundang para Kyai, Pejabat serta Tokoh Masyarakat Kabupaten Semarang. Ia juga mengungkapkan, di tengah karakter masyarakat luas yang sudah mulai tidak menentu, kehadiran pesantren sangat tepat untuk menjadi solusi alternatif dalam membantu mengurai persoalan kebangsaan.

"DSN menjadikan kegiatan ini sebagai wadah Pendidikan Politik bagi santri dalam memahami proses berlangsungnya demokrasi di NKRI," katanya.

Hal ini sekaligus menjadi salah satu upaya untuk memberikan pemahaman akan pentingnya Pemilu terhadap tatanan Demokrasi dalam berbangsa dan bernegara. "Termasuk memberikan pemahaman tentang ke-Pemiluan dan pengawasan partisipatif bagi santri serta Peran yang dapat dilakukan oleh santri untuk mengsukseskan serta menjaga martabat Pemilu untuk NKRI," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement