REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid menyampaikan bahwa pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga berkomitmen menjadikan kaum millenial sebagai subjek pembangunan Indonesia. Komitmen itu ditunjukkan melalui sejumlah program kerja yang disiapkan secara khusus bagi millenial.
Komitmen itu dilakukan karena salah satu masalah utama yang dihadapi para millenial adalah minimya lapangan kerja dan mahalnya biaya kesehatan. Menurutnya, siapa pun yang ingin memimpin Indonesia itu pantas dan berhak jika memang mau memastikan bahwa generasi kita dan setelah kita mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran.
"Mungkin ada banyak anak muda yang jomblo juga karena dampak kondisi ekonomi," ujar Gamal dalam diskusi dengan judul 'Pelabuhan Jelas Bagi Millenial Cerdas' di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (28/1).
Gamal mengaku, sebagai dokter muda yang banyak berkecimpung dalam kegiatan sosial, keterlibatan millenial dalam suksesi demokrasi adalah sebuah keharusan. Selama ini millenial bukan murni apatis. Sebagian anak muda mengatakan mereka sibuk dan merasa tidak akan ada pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan bila berkecimpung di politik.
Dengan latar belakang itu Gamal memastikan bahwa Prabowo-Sandi punya keberpihakan besar kepada generasi millenial. "Anak-anak muda tidak boleh golput di pemilu 17 April nanti. Suara anak-anak muda akan menentukan masa depan Indonesia," tegas Gamal.
Hal senada juga disampaikan oleh Juru Bicara Gerakan Millenial Indonesia (GMI) Rizki Emirdhani Utama mengatakan, komitmen paslon nomor urut 02 melibatkan anak-anak muda sebagai subjek pembangunan bukan sebatas wacana belaka. Menurutnya, langkah Prabowo menunjuk Sandiaga Uno sebagai wakil adalah salah satu wujud nyata keberpihakan itu.
Rizki menilai, Sandiaga merupakan wajah baru, komiten bahwa Prbaowo-Sandiaga berpihak kepada milenial. Bahkan pada debat perdana, Sandiaga selalu menggaungkan bagimana anak muda bergerak membuka lapangan pekerjaan. "Di Indonesia ini masih sangat sulit membuka usaha untuk milenial. Beliau juga berkomitmen memberikan kepastian hukum untuk membuka lapangan pekerjaan," kata Rizki.