Ahad 27 Jan 2019 19:03 WIB

Yusril Harap Caleg PBB Taati Keputusan Partai Dukung Jokowi

Namun, Yusril mengatakan tetap mentoleransi beda pendapat dalam PBB.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Yusril Ihza Mahendra (kanan)
Foto: Republika TV/Fian Firatmaha
Yusril Ihza Mahendra (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra meminta kepada calon anggota legislatif (caleg) PBB menaati keputusan partai untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019. Namun, Yusril mengatakan tetap mentoleransi beda pendapat dalam PBB.

"Karena yang mengangkat orang menjadi caleg itu adalah partai. Bukan yang lain. Jadi keputusan sudah diambil, diharapkan semua taat pada putusan, tapi kami tetap mentolerir beda pendapat di partai," ujar Yusril di sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PBB di Ancol, Jakarta, Ahad (27/1).

Ia juga menegaskan tidak ada istilah caleg poros Mekkah di PBB. Yusril memahami perbedaan pilihan politik di antara para kader dan caleg dan tidak mempersoalkannya, selama sikap berbeda tersebut mengatasnamakan pribadi dan bukan atas nama partai. Sebab, keputusan mendukung Jokowi-Ma'ruf sudah melalui mekanisme internal PBB.

"Jadi caleg bukan pihak yang bisa mengambil keputusan dalam partai," katanya.

Mantan Menteri Hukum dan HAM itu menambahkan, jumlah 80 caleg yang mendukung Prabowo-Sandiaga juga sangat sedikit dibandingkan caleg yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, jika di total dari kepengurusan DPP, caleg DPR, DPRD provinsi, hingga kabupaten/kota mencapai 15 ribu orang.

Ia mencontohkan di Sumatera Utara, dari 568 caleg PBB yang mendukung Prabowo hanya 23 orang, begitu pun di Sumatera Barat hanya 26 caleg dari 560 caleg. Karena itu, ia kembali berharap para caleg tersebut mengikuti keputusan DPP.

"Jadi kita tahu semua itu. Jadi jangan dianggap ada dua kubu, ya tidak sama sekali. 15 ribu dibanding 80 orang ya kecil sekali. Tapi karena tiap hari main di medsos, keliatan besar," kata Yusril.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement