Ahad 27 Jan 2019 19:00 WIB

Menhub: Saya Dengar Angkot di Ciledug Dikuasai Preman

Sopir angkot mengeluhkan sepinya penumpang akibat Trans Jabodetabek sampai Ciledug

Rep: Bayu Adji P/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) berdialog dengan sejumlah sopir angkutan kota (angkot) dalam acara Menhub Ngobrol Bareng Sopir Angkot yang ada di kota Tangerang di Ciledug, Tangerang, Banten, Sabtu (26/1/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) berdialog dengan sejumlah sopir angkutan kota (angkot) dalam acara Menhub Ngobrol Bareng Sopir Angkot yang ada di kota Tangerang di Ciledug, Tangerang, Banten, Sabtu (26/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sejak Koridor 13 Trans Jabodetabek diperpanjang hingga CDB Ciledug, sejumlah sopir angkutan kota mengeluhkan sepinya penumpang. Pasalnya, penumpang mereka beralih menggunakan Trans Jabodetabek yang terkoneksi dengan angkutan lainnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menyerap semua aspirasi dari sopir angkutan kota. Pasalnya, menyerap aspirasi merupakan amanat langsung dari Presiden Joko Widodo.

"Saya mendengar angkot di daerah Ciledug ini ada beberapa permasalahan. Ada penguasaan oleh preman di tempat dan perlakuan semenang-menang kepada angkot dengan tilang," kata Menhub.

Budi berjanji akan membawa aspirasi itu dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusinya. Ia berharap, dengan pertemuan itu dapat dihasilkan solusi yang terbaik bagi semua pihak.

Marsono, salah seorang sopir angkutan kota C-01 jurusan Ciledug-Kebayoran mengatakan, saat ini para sopir semakin menjerit lantaran tak kebagian penumpang. Ia berharap, pemerintah mengkaji ulang perpanjangan koridor Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

"Sekarang busway sampai Ciledug, kita jadi sepi. Kalau bisa kembali ke biasa saja, sampai Puri Beta saja. Sekarang menjerit," kata dia, ketika bertemu dengan Menteri Perhubungan di Ciledug, Kota Tangerang, Sabtu (26/1).

Namun, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Saeful Rohman membantah angkot di Ciledug sepi penumpang akibat adanya Trans Jabodetabek. Menurut dia, dengan perpanjangan Koridor 13 Trans Jabodetabek, beberapa rute justru diuntungkan dengan penambahan penumpang.

Ia mengatakan, Koridor 13 merupakan salah satu rute paling ramai. Dalam satu hari, penumpang yang menggunakan angkutan Trans Jabodetabek bisa mencapai 24 ribu orang.

"Ada beberapa angkutan kota yang diuntungkan, sebab dijadikan feeder. Seperti dari Tangsel dan Pinang. Banyak masyarakat yang beralih ke angkutan dari kendaraan pribadi," kata dia saat dikonfirmasi, Ahad (27/1).

Saeful menambahkan, Ciledug merupakan salah satu jalur perlintasan penumpang dari berbagai daerah. Karena itu, kehadiran Trans Jabodetabek diperlukan sebagai angkutan massal.

"Yang jelas kami memang, Trans Jabodetabek itu merupakan program Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk koneksi transportasi massal, sehingga nanti terintegrasi semua angkutannya," jelas dia.

Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berencana memperpanjang Koridor 13 hingga Graha Raya di Pinang dan Terminal Poris Plawad. Pasalnya, masyarakat Kota Tangerang dan sekitarnya dinilai sangat antusias dan penumpang meningkat dengan sangat signifikan.

"Target ke Graha saya berharap tahun ini. Kita sudah sampaikan, akan dibahas BPTJ lebih lanjut. Karena itu juga terkait infrastruktur. Itu kan jalan provinsi, jadi kewenangannya ada di provinsi," kata dia.

Terkait Integrasi angkutan kota, Saeful mengatakan, pihaknya juga akan mengordinasikannya dengan BPTJ. Dengan begitu, akan ada solusi bagi para sopir angkutan kota.

"Kita akan koordinasikan dengan BPTJ mencari solusi terbaik. Agar mereka bisa terperhatikanlah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement