Jumat 25 Jan 2019 08:05 WIB

Spekulasi Masa Depan Politik Ahok

Ahok selalu menjadi magnet dalam konstelasi politik Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (tengah) berfoto dengan kerabatnya di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Foto: Antara/HO
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (tengah) berfoto dengan kerabatnya di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dian Fath Risalah, Umar Mukhtar

Vonis dua tahun penjara akibat kasus penodaan agama telah dijalani Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Per Kamis, 24 Januari 2019, bekas gubernur DKI Jakarta ini tidak lagi menyandang status narapidana. Ahok telah meninggalkan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sejak Kamis (24/1) pagi.

Baca Juga

“Bapak Basuki Tjahaja Purnama (BTP) sudah keluar dari Mako Brimob Kelapa Dua kurang lebih pukul 07.30 WIB,” kata staf Ahok, Ima Mahdiah, dalam pesan singkatnya, Kamis (24/1).

Ima mengatakan, saat keluar dari tahanan, Ahok dijemput oleh putra sulungnya, Nicholas Sean. Setelah itu, Ahok pun langsung menuju kediaman. Sayangnya, Ima tidak memerinci alamat kediaman mantan suami Veronica Tan itu.

Sebagai personal, Ahok selalu menjadi magnet dalam konstelasi politik di Indonesia. Karena itulah, berbagai prediksi muncul tentang masa depannya, khususnya dalam kancah perpolitikan dalam negeri. Namun, sampai saat ini, mantan bupati Belitung Timur itu belum mengeluarkan pernyataan ke publik secara langsung pascabebas dari tahanan. Yang ada hanyalah spekulasi dan dugaan dari pihak luar.

Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai, Ahok akan sangat sulit meninggalkan dunia politik. Basis sebagai seorang politisi sangat mengakar dalam diri Ahok. Sebab, menurut Rico, aktif di dunia politik ibarat candu, sehingga orang yang dari awal menjadi politisi tidak akan berhenti menjadi politisi.

"Apakah langkahnya dimulai dengan menjadi pengusaha atau anchor (pembawa acara) itu soal lain. Tapi bahwa dia akan kembali full ke dunia politik itu wajar-wajar saja,” kata dia, Kamis (24/1).

Kuasa hukum Ahok, Teguh Samudera, mengatakan, sampai saat ini Ahok belum mempertimbangkan bergabung dengan partai politik. Ahok tentu akan melihat situasi terlebih dulu dan apakah kehadirannya di dunia politik nanti akan membuat masyarakat tidak terganggu dengan kiprahnya.

“Yang jelas akan dilihat situasi dan kondisinya setelah di luar. Prinsip beliau tidak ingin merugikan orang lain,” ujarnya.

PDIP, partai politik yang disebut-sebut paling dekat dengan Ahok, meragukan bahwa Ahok akan langsung terjun kembali ke dunia politik. “Saya tidak yakin BTP (Ahok) akan tertarik langsung masuk partai. Sejauh ini dia justru berselancar di atas arus atau kekuatan moral,” kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno.

Apalagi, kata Hendrawan, gebrakan yang dilakukan oleh Ahok pernah mengesankan bahwa dirinya antipartai politik. Dia pun enggan berspekulasi apakah jika Ahok bergabung dengan PDI Perjuangan bakal membawa keuntungan atau justru merugikan bagi partainya. “Jadi, kita tunggu saja. Tidak usah terlalu rajin menebak-nebak,” ujarnya.

Sorotan media asing

Tak hanya media dalam negeri, sejumlah media asing juga menyoroti bebasnya Ahok setelah menjalani masa hukuman selama satu tahun delapan bulan 15 hari di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. “Ahok, mantan gubernur Jakarta, dibebaskan setelah hukuman penjara karena penistaan agama,” tulis Guardian edisi Kamis (24/1).

Guardian menuliskan bahwa politisi Indonesia, Ahok, dibebaskan di tengah desas-desus kemungkinan besar Ahok yang berusaha menghidupkan kembali nasib politiknya. Selain Guardian, BBC juga memberitakan pembebasan Ahok.

“Mantan gubernur Jakarta, Indonesia yang dipenjara karena penistaan agama pada tahun 2017 telah dibebaskan,” tulis BBC.

Strait Times menuliskan, Ahok keluar dari penjara pada pukul 07.30 WIB dan disambut oleh putranya. Beberapa pendukungnya juga menunggunya bebas. “Sejumlah pendukung Ahok berpakaian merah, biru, dan putih berkumpul di luar Mako Brimob di Depok, Jakarta Selatan, menunggu pembebasannya,” tulis Straits Times.

Doa Sandiaga

Ahok terjerat kasus penodaan agama kala dia menjalani proses kontestasi Pemilihan Gubernur DKI. Mantan kompetitornya dalam Pilkada DKI 2017, Sandiaga Uno, pun turut menanggapi bebasnya Ahok.

“Ya saya hanya mendoakan yang terbaik, tentunya pada Pak Ahok, mitra berdemokrasi pada saat Pilgub DKI dan tentunya saling mendoakan, saling berharap yang terbaik buat beliau,” kata Sandiaga di Jakarta.

Sandiaga mengaku belum mengetahui kapan dirinya akan bertemu Ahok. “Beliau juga pasti dalam keadaan mau istirahat bersama keluarga, tentunya punya agenda penting, saya serahkan kepada beliau,” ujar Sandiaga.

Keinginan calon wakil presiden nomor urut 02 itu pernah mengungkapkan keinginannya untuk bertemu seusai Ahok bebas dari penjara. “Kalau pas jadwalnya ada di Jakarta, dan beliau mau ketemu,” kata Sandiaga di Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (6/1) lalu.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun turut berpesan kepada Ahok. “Dia akan mendapatkan kebebasannya. Pesan dari saya, jadilah individu yang memberi manfaat kepada masyarakat apa pun bentuknya,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil menilai, memberi manfaat kepada masyarakat tersebut tidak harus dalam bentuk berpolitik. Namun, bisa sebagai inspirator, guru, pebisnis, aktivis sosial, atau apa pun. “Mudah-mudahan setelah Pak Ahok bebas bisa bermanfaat dengan peran yang disukainya,” katanya.

BACA JUGA: Mafia Bola Mengatur Skor dan Menentukan Juara Liga

(ali Mansur/fergi nadira/febrianto adi saputro/arie lukihardianti ed: mas alamil huda)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement