Kamis 24 Jan 2019 08:00 WIB

BPN: Tabloid Indonesia Barokah Sudutkan Prabowo-Sandi

BPN menilai masyarakat tak akan terpancing isi dari tabloid tersebut.

Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di 104 Mesjid di Kab Bandung.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di 104 Mesjid di Kab Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said menyatakan tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar tabloid Indonesia Barokah pada sejumlah masjid di Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Tabloid Indonesia Barokah berisi tulisan yang diduga menyudutkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Sudirman mengatakan, penyebaran tabloid berisi fitnah yang menyudutkan paslon tertentu merupakan cara primitif dan bertentangan dengan prinsip Prabowo-Sandiaga yang menganggap pesta demokrasi sebagai ajang memberikan pendidikan politik bagi rakyat.

"Biar masyarakat lihat deh, itu cara-cara primitif menurut saya dan sudah dari awal saya mengatakan, ayo kita adu gagasan, adu kebaikan, adu pesan-pesan baik, jangan menyebarkan hal begitu. Biar masyarakat menilai. Nggak mungkin kan kita bikin sendiri, yang bikin kan pasti orang lain. Jadi biar saja," kata Sudirman pula.

Dia menjelaskan bahwa peredaran tabloid Indonesia Barokah tidak akan menggembosi elektabilitas Prabowo-Sandi di pilpres nanti. "Justru sebaliknya, pihak yang menyerang Prabowo-Sandiaga dengan membabi-buta adalah pihak yang takut kalah," kata Sudirman.

Menurutnya, masyarakat sudah cukup cerdas, karena tabloid bukan satu-satunya sumber bacaan. Mereka nonton tv, punya medsos, punya akses kepada jejaring internet, jadi pihaknya tidak terlalu khawatir dengan hal itu.

"Kalau menyerang terlalu bombastis, katanya yang menyerang itu tanda-tanda tidak secure. Saya pernah dengar penuturan seorang ahli perilaku hewan. Hewan yang menyerang itu, tanda hewan itu sedang tidak nyaman, sedang tidak aman. Jadi melakukan tindakan begitu," kata Sudirman pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement