Kamis 24 Jan 2019 00:25 WIB

Banjir Belum Surut, Korban Harap Bantuan Pemerintah Cepat

Warga Sulsel masih mengungsi di masjid-masjid dan menunggu uluran tangan pemerintah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Warga berusaha menyebrangi jalan yang tergenang banjir di Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1/2019).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warga berusaha menyebrangi jalan yang tergenang banjir di Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Seorang korban banjir di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Maman Sukirman (32 tahun) mengaku banjir di wilayahnya masih belum surut. Ia berharap bantuan untuk para korban lebih cepat dan merata.

Pria yang tinggal di blok 10 Perumnas Antang, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar tersebut mengaku banjir yang menerjang wilayahnya dua hari terakhir masih belum surut. "Ini sudah dua hari, tetapi ketinggian airnya masih seukuran leher orang dewasa," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (23/1) lalu.

Ia menambahkan, meski banjir langganan tiap tahun terjadi di wilayahnya yang berbatasan dengan Kabupaten Gowa, ia merasa banjir tahun ini yang terparah. Pria yang juga berprofesi sebagai fotografer itu menilai pemerintah kurang mengantistipasinya termasuk pemberian bantuan. 

"Bantuan dari pemerintah seperti pakaian, makanan memang sudah ada yang didistribusikan tetapi aksesnya susah karena air masih tinggi apalagi jumlah bantuan perahu karet masih terbatas," ujarnya.

Kalaupun ada bantuan, ia menyebut unsur masyarakat juga ikut memberikan bantuan. Belum tersalurnya bantuan secara menyeluruh dari pemerintah membuatnya mendengar laporan masih ada beberapa korban banjir yang belum dapat makanan seperti di Blok 9.

Padahal, ia menambahkan, para korban banjir membutuhkan makanan, selimut. Selain menanti bantuan, ia menyebut listrik di daerah itu juga masih padam.

Belum lagi kerugian material seperti rusaknya elektronik, kendaraan bermotor, bangunan, hingga isi rumah yang mencapai ratusan juta rupiah seperti yang ia alami. Kini, dia menyebut para warga masih mengungsi di masjid-masjid dan menanti uluran tangan pemerintah.

"Kami harap respons dan bantuan dari pemerintah lebih cepat dan merata," ujarnya.

Apalagi, ia memperkirakan kondisi ini bisa berlangsung hingga sepekan ke depan karena belum ada tanda-tanda air bah akan surut. Karena itu, bantuan-bantuan seperti logistik diperlukan.

Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang dan gelombang pasang telah menyebabkan sungai-sungai meluap sehingga banjir di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Selasa (22/1) siang hari. Data sementara tercatat 53 kecamatan di sembilan kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami banjir yaitu di Kabupaten Jeneponto, Gowa, Maros, Soppeng, Barru, Wajo, Bantaeng, Pangkep dan Kota Makassar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement