Kamis 24 Jan 2019 04:14 WIB

'Rumah dan Seisinya Habis Semua...'

Kebakaran hebat terjadi di tiga RW di Jalan Tomang Utara pada Ahad (20/1).

Kondisi puing-puing bangunan yang terbakar pada Senin (21/1) lalu di wilayah terdampak kebakaran di Jalan Tomang Utara, RW 11, Jakarta Barat, Rabu (23/1).
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Kondisi puing-puing bangunan yang terbakar pada Senin (21/1) lalu di wilayah terdampak kebakaran di Jalan Tomang Utara, RW 11, Jakarta Barat, Rabu (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Farah Noersativa

Tangis Fitri (28) pecah. Air matanya tak terbendung ketika menceritakan bagaimana dia harus bangkit lagi setelah mendapati kenyataan, bahwa rumah dan seisinya hangus terbakar. Fitri adalah salah satu warga Jalan Tomang Utara  RT 02 RW 14 yang rumahnya habis dilalap api pada Senin (21/1) dini hari lalu.

"Iya, habis semua. Seisinya," jelas Fitri kepada Republika, di lokasi Posko di Jalan Tomang, Rabu (14/1).

Ahad malam sebelumnya, tak ada hal yang membuat Fitri curiga akan datangnya musibah kebakaran yang menimpa tiga RW di Jalan Tomang Utara, yaitu RW 11, RW 13, RW 14 itu. Dia bersama suaminya tengah tertidur lelap hingga pada akhirnya pintu kamarnya digedor-gedor secara kencang oleh orang tuanya.

Fitri menceritakan, kedua orang tuanya telah bangun terlebih dahulu untuk membangunkan dia dan suaminya. Sementara, ibunya sendiri sudah terlihat lemas dan merasa tak berdaya.

"Ibu saya sudah tak kuat karena lemah jantung, sehingga dia harus lebih dulu keluar," kata dia.

Fitri sendiri, pada saat itu merasa sedang tak hamil. Padahal, sang jabang bayi yang telah membuat perutnya membuncit itu, telah berusia enam bulan.

Mendengar ribut-ribut adanya kebakaran di wilayah RW 11, dia tergopoh-gopoh segera menuju keluar rumah hanya dengan pakaian yang melekat di tubuhnya, dan sebuah tas berisi dompet dan juga ponselnya. Tak ada lagi yang bisa dia dan suaminya bawa, selain sebuah motor bebek yang berhasil keluar dari lalapan api. 

"Hanya sempat mengeluarkan motor, karena posisinya juga paling dekat dengan pintu," kata dia menerangkan.

Fitri menerangkan, sumber api yang dia dengar saat itu dari sebuah toko fotokopian yang terletak di RW 11, jauh dari lokasi rumahnya. Sehingga dia sempat mengira, api tak akan merembet sampai ke rumahnya.

Namun, prakiraannya meleset. Api justru merembet ke RW 14 yang berlokasi di bagian belakang RW 11. Bangunan rumahnya sendiri, menurut dia memang tak tahan api. Bagaimana tidak, rumahnya hanya terdiri dari sebuah ruangan yang diatapi dengan triplek.

"Rumah saya memang atapnya triplek-triplek saja. Jadi ya, habis. Sementara rumah sebelah saya itu beton. Jadi tidak ikut terbakar," kata perempuan asli Jakarta itu.

Ditunjukkannya sebuah foto yang menggambarkan beberapa bangunan puing-puing bekas terbakar. Foto itu, dia menunjukkan sebuah petakan ruangan yang dia klaim adalah rumah yang dia tempati bersama dengan suami dan kedua orang tuanya.

Perempuan yang tengah menanti buah hati pertamanya yang diperkirakan akan lahir pada tiga bulan mendatang ini, lalu mencoba menghapus air matanya. Namun, bibirnya masih bergetar mencoba berkata-kata, meskipun masih terasa sakit ketika ia harus mencoba mengingat-ingat kejadian itu.

Meskipun demikian, dia bersyukur keluarganya selamat, dan dia serta bayi yang dikandungnya juga selamat. Sayangnya, dia musti lebih bersabar lagi mendapati dia memiliki kondisi kurang darah merah, setelah melakukan pengecekan medis di posko terdekat.

"Sebelum ada kejadian ini, HB atau haemoglobin (sel darah merah) saya sudah kurang ideal. Seharusnya untuk ibu hamil itu kan 11. Saya hanya sembilan. Sementara tadi saya cek, sudah turun lagi jadi delapan,” kata dia pasrah.

Perempuan ibu rumah tangga itu menuturkan, sejauh ini bantuan telah diterima dengan baik oleh dia dan juga warga lainnya. Bantuan-bantuan itu antara lain makanan, selimut, dan juga pakaian layak pakai.

"Namun, ya sekarang yang dipikirkan adalah bagaimana harus membangun rumah lagi. Mudah-mudahan ada bantuan, tetapi saya ya tidak mengharapkan," ujar dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengaku telah mendengar keluhan warga, terutama mengenai pemenuhan kebutuhan logistik dan juga pakaian bagi warga terdampak. Termasuk mengenai kebutuhan dana bagi warga untuk membangun rumah yang layak untuk ditempati kembali.

Namun, Anies dan jajarannya masih mendiskusikan mengenai bantuan perihal dana. Pihaknya saat ini masih berdiskusi, sebab riskan dalam memutuskan keputusan perihal dana.

"Tadi itu juga kita bicarakan. Karena ketika bicara tentang uang, kita sering sekali pengumuman tanpa ada pengecekan anggaran dan lain-lain. Nanti ujungnya malah mengecewakan warga. Sampai (Rabu) siang tadi kita bicarakan khusus soal ini. Nanti sesudah lengkap semuanya, saya baru umumkan,” kata Anies di Gedung Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement