Kamis 24 Jan 2019 01:07 WIB

Potensi Bencana Jatim Merata di Semua Daerah

Hampir seluruh daerah di Jawa Timur rawan bencana.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah personil BPBD dan relawan mengevakuasi jenazah / Ilustrasi
Foto: Antara/Siswowidodo
Sejumlah personil BPBD dan relawan mengevakuasi jenazah / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengungkapkan, hampir seluruh daerah di Jawa Timur rawan bencana. Berdasarkan catatan BPBD Jatim, ada 12 ancaman potensi bencana di wilayah Jatim, dimana sebanyak 11 potensi bencana alam, dan satu bencana non alam.

"Sebelas bencana alam itu bencana banjir, banjir bandang, banjir rob, tsunami, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung, dan lainnya. Sedangkan bencana non alam itu bencana dari pabrik atau perusahaan seperti kebocoran gas, ledakan, dan lainnya," ujar Suban dikonfirmasi Rabu (23/1).

Suban menjelaskan, bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah utara Jatim adalah banjir. Kemudian di bagian selatan Jatim, potensi bencananya adalah langsor dan tsunami.

Suban menjelaskan, ada 22 dari 38 Kabupaten/Kota di Jatim rawan bencana banjir. Di antaranya daerah sekitar Kali Welang Rejoso di Probolinggo, Sungai Pekalen di Situbondo. Kemudian Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Jombang, dan Mojokerto biasa banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

Selain itu, ada 13 kabupaten rawan longor, seperti di Trenggalek, Probolinggo, Bondowoso, Pacitan, Ponorogo, Situbondo, dan Banyuwangi. Lalu 23 kabupaten berpotensi mengalami kekeringan, dan 156 desa di 8 kabupaten rawan tsunami.

"Mulai Desember 2018,  telah terjadi 81 kali banjir, 6 kali banjir bandang, 105 kali angin kencang, puting beliung 32 kali, dan tanah longsor 42 kali. Tapi Alhamdulillah kejadian tanah longsor tidak banyak menimbulkan korban," ujarnya.

Menurut Subhan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo telah mengajak pemerintah daerah untuk mengantisipasi, siap siaga, dan menggerakkan potensi masyarakat untuk menghadapi bencana di Jatim. Upaya yang dilakukan juga dengan memasang alat early warning system dan menyiapkan 417 desa rawan bencana menjadi desa tangguh bencana.

"Termasuk memberi pemahaman cara evakuasi orang-orang lanjut usia, anak-anak, dan sosialisasi simulasi bencana," kata Subhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement