Rabu 23 Jan 2019 02:18 WIB

Kasus DBD di Jabar Awal Tahun Ini Alami Peningkatan

Pada dua pekan pertama 2019 terdapat 949 kasus DBD di Jawa Barat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Aktivitas pengasapan (fogging) mencegah jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan chikungunya.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Aktivitas pengasapan (fogging) mencegah jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan chikungunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada awal 2019 ini mengalami peningkatan. Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Dinas Kesehatan Jabar, Widyawati, jumlah kasus DBD di Jabar pada awal 2019 ini mengalami peningkatan dibanding awal 2018.

"Dua pekan pertama ini, terdapat 949 kasus, sementara selama Januari 2018 dalam sebulan jumlahnya 969 kasus," ujar Widyawati kepada wartawan, Selasa (22/1).

Widyawati mengatakan, saat ini masih ada daerah dengan angka kasus yang terbilang tinggi. Karena, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum banyak disadari warganya.

"Selain itu angka DBD yang tinggi itu dikarenakan wilayah tersebut padat penduduk dengan mobilitas warga yang cukup tinggi," katanya.

Untuk wilayah dengan korban DBD yang banyak, kata Widiyawati, kemungkinan karena telatnya penanganan maupun pelayanan. Dinkes Jabar pun, pihaknya telah melakukan antisipasi kepada setiap daerah agar waspada DBD dengan mengirimkan surat edaran.

"Apalagi, kondisi cuaca saat ini tidak bisa diprediksi dan dengan curah hujan yang cukup tinggi," katanya.

Widya mengatakan, pihaknya pun sekarang sedang menyiapkan sejumlah disinsfektan dan juga bubuk abate untuk kota/kabupaten. Walaupun, ia mengakui, jumlahnya terbatas.

"Tapi yang penting yang perlu ditekankan dari tingginya kasus DBD ini yaitu perilaku hidup sehat yang paling dominan bisa mencegah DBD," katanya.

Widya menjelaskan, pada 2018 lalu kasus DBD di Jabar mengalami penurunan dibanding dengan 2017. Selama 2018, tercatat sebanyak 11.107 kasus dengan jumlah meninggal sebanyak 55 orang. Sementara pada tahun 2017 tercatat 11.422 kasus dengan 56 orang yang meninggal. Dari data warga yang meninggal dalam kurun dua tahun tersebut, korban kebanyakan dari Kabupaten Cirebon yaitu 10 orang meninggal karena DBD.

Selama 2018 tersebut, kata dia, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung tercatat dengan kasus DBD yang paling dominan, Kabupaten Bandung sebanyak 2.124 kasus sedangkan Kota Bandung sebanyak 2.826 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement