REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Ribuan santri Al-Islam antusias menyambut kunjungan KH. Maruf Amin bersama istrinya, Wury Estu Handayani Pondok Pesantren Al-Islam, Joresan, Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (22/1). Dalam kunjungannya, Calon wakil presiden nomor urut 01 itu pun menyemangati sekitar 2.000 santri.
Menurut Kiai Maruf, seorang santri tidak boleh merasa rendah diri, merasa tidak berguna, dan tidak memiliki masa depan. "Santri itu harus percaya diri. Karena bisa jadi apa saja. Bisa jadi kiai, saudagar, bupati, menteri, bahkan bisa jadi wakil presiden," ujar Kiai Maruf di Ponpes Al-Islam, Joresan, Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (22/1/2019).
Setelah Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, memang belum ada lagi presiden yang berasal dari kalangan santri. Karena itu, Kiai Maruf berharap ke depan akan ada santri lagi yang menjadi seorang presiden. "Siapa tahu santri dari pesantren Al- Islam," ucap Kiai Maruf disambut riuh tepuk tangan ribuan santri.
Ketua Umum MUI ini mengatakan, seorang santri tak boleh pesimis tapi harus terus optimis. "Semangat ini harus kita bangun. Semangat optimisme untuk masa depan santri, masa depan bangsa, dan masa depan negara," kata Kiai Maruf.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan pesimisme yang dimunculkan oleh pihak yang menyebut Indonesia akan punah. "Emangnya purbakala. Yang punah itu dinosaurus. Tapi kita berharap justru Indonesia pada masa depan akan lebih besar, lebih maju, lebih sejahtera," jelas Kiai Maruf.
Kedatangan Kiai Maruf tersebut disambut oleh pimpinan Pondok Pesantren, KH Usman Yudi. Usman berharap silaturahmi dengan Ma'ruf tak berhenti sampai di situ saja, tapi bisa kembali lagi ke pesantrennya sebagai wakil presiden. "Mudah-mudahan KH Maruf Amin dikesempatan lain, bisa hadir ke sini sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Usman.