REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Abdul Kadir Karding tidak mempermasalahkan penghapusan kisi-kisi dalam debat capres-cawapres yang selanjutnya. Karding mengatakan, asalkan penghapusan kisi-kisi dilakukan untuk membuat debat berjalan lebih menarik.
"Prinsipnya kami tidak ada masalah kalo KPU ingin menghapus itu dalam rangka meningkatkan daya tarik debat, memberi edukasi yang lebih baik dan membuat jalannya debat itu lebih dinamis tetapi positif," kata Karding di Jakarta, Senin (21/1).
Karding juga menyoroti terkait peran moderator yang menurutnya masih perlu diperbaiki. Menurut Karding, moderator seharusnya diberkan peran yang lebih luwes. Dia melanjutkan, flesibilitas peran akan membuat materi yang disampaikan oleh paslon dapat dikembangkan moderator.
"Yang kedua mungkin pendalaman waktunya, kalo 1 menit itu kurang, ngejar omongan debat itu tidak maksimum," kata Karding lagi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) diketahui berencana memperbaharui durasi debat pilpres 2019. KPU berpendapat, penyampaian visi misi dan program kandidat selama tiga menit dirasa masih kurang.
Karding mengapresiasi evaluasi yang telah dilakukan KPU itu. Dia mengatakan, perpanjangan waktu akan membuat pemaparan yang dilakukan kandidat tidak tergesa-gesa. Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berpendapat, capres atau cawapres dapat memilih diksi dengan lebih kreatif mengingat waktu yang tidak sempit.
Dia melanjutkan, pertambahan waktu untuk dialog juga akan membuat jalannya debat lebih menarik. "Ketiga peserta undangan, KPU-nya dari pendukungnya perlu ditambahkan supaya suasananya lebih meriah," katanya.
Seperti diketahui, debat kedua akan dilaksanakan pada 17 Februari dengan tema Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup, infrastruktur yang hanya akan melibatkan capres. Debat ketiga akan dihelat pada 17 Maret yang hanya mempertemukan cawapres dengan tema pendidikan, sosial, kebudayaan, kesehatan dan ketenagakerjaan.