Jumat 18 Jan 2019 20:01 WIB
Debat Pilpres 2019

Maruf: Teroris Akar Kejahatan; Prabowo Setuju Deradikalisasi

Paslon Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi adu argumen soal terorisme dan korupsi.

Capres Nomor urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Capres Nomor urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

Imam Priyono: Kita segera beralih ke tema terorisme.

Ira Koesno: Baik kita akan masuk ke tema terorisme, Imam akan memberikan membereskan amplop saya akan maju ke paslon 01 untuk memilih kembali huruf yang harus dijawab pertanyaannya kita tunggu sebentar supaya Imam bisa selesai dengan susunan amplop. Kita siap, silakan Pak Jokowi atau Pak Maruf ya. Pak Maruf saya ditunjukan dulu Pak, oke dan ditunjukkan ke ya Pak ya. Bapak ambil lagi kita ulang lagi kita ulang lagi. Silakan Pak, baik saya pegang pak Maaruf angka maksud saya huruf yang sama yaitu adalah B huruf B saya ambil masih tersegel. Paslon 01 mohon diperhatikan saya hanya bacakan satu kali.

Pemberantasan terhadap terorisme sering kali berbenturan dengan isu hak asasi

Manusia. Bagaimana strategi Anda agar pemberantasan terorisme bisa benar-benar

di jalankan, tanpa ada persepsi dari masyarakat tentang terjadinya pelanggaran HAM

harap jawab dapat merujuk pada kasus-kasus yang konkrit agar dapat secara jelas menggambarkan permasalahan yang dihadapi. Silakan dijawab waktunya dua menit dimulai saat bapak berbicara.

Ma'ruf Amin: Terorisme adalah merupakan akar kejahatan. Oleh karena itu terorisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa bahwa terorisme bukan jihad, oleh karena itu haram dilakukan bahkan teroris dianggap melakukan kerusakan ifsaq dalam Alquran dinyatakan bahwa orang yang melakukan perusakan di bumi harus dihukum dengan keras, dengan berat. Oleh karena itu, upaya-upaya menanggulangi terorisme harus dilakukan dengan dua cara, mensinergikan antara pencegahan dan penindakan.

Ke depan kami lebih mengutamakan pencegahan melalui petra radikalisme untuk menghilangkan atau menekan paham-paham Radikal dan intoleran. Dan melalui deradikalisasi untuk mengembalikan mereka yang sudah terpapar. untuk itu di dalam melakukan tindakan kami juga lebih akan pendekatan yang humanis manusiawi dengan tidak harus melanggar HAM asasi manusia untuk itu dalam menanggulangi terorisme di masih akan datang kami akan mengajak ormas ormas organisasi masyarakat khususnya keagamaan.

photo
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amin saat debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

Joko Widodo: Saya melihat bahwa aparat harus di...

Imam Priyono: Pak Jokowi maaf waktunya habis.

Ira Koesno: Waktunya habis yah Pak Jokowi.

Imam Priyono: Selanjutnya paslon 02 silakan menanggapi, tapi waktunya satu menit.

Prabowo Subianto: Jadi waktu saya masih muda saya spesialisasinya adalah di bidang antiteror saya yang bentuk bersama dengan Pak Luhut Panjaitan pasukan antiteror. Yang pertama dari saya mengerti saya paham masalahnya adalah karena pengalaman saya itu saya mengetahui bahwa sering kali terorisme hal ini adalah dikirim dari negara lain dan sering juga dibuat nyamar, tolak teroris itu dari orang Islam. Padahal itu sebetulnya dia itu bukan dikendalikan oleh orang yang mungkin juga bukan orang Islam. Mungkin juga orang asing ataupun bekerja orang asing senyum.

Saya mengerti benar-benar jadi bahwa stigmatisasi bahwa seolah radikal-radikal itu selalu dicap kepada orang Islam, saya menolak itu. Saya setuju deradikalisasi.

Imam Priyono: Waktunya habis

Ira Koesno: Waktunya habis, habis Pak Prabowo.

Imam Priyono: Selanjutnya paslon nomor 1 silahkan menanggapi satu menit.

Joko Widodo: Ya negara kita ini sudah banyak dijadikan contoh oleh negara-negara lain dalam menangani terorisme kita tidak hanya melalui pendekatan menekan hukum yang tegas, tetapi juga ada pendekatan yang persuasif melalui pembinaan agama pembinaan ekonomi dan sosial tapi yang paling penting buat saya aparat harus dibekali pengetahuan mengenai HAM, aparat harus tahu mengenai HAM, SOP juga harus

berbasis HAM dan Undang-Undang yang terorisme yang sudah ada di 2018 yang lalu itu juga menitikberatkan pada pencegahan pada pendekatan sosial, pada pendekatan ekonomi, pada pendekatan budaya, pendekatan keagamaan dan juga yang lebih penting juga ada transparansi saat proses penindakan sehingga menjadi jelas.

Imam Priyono: Waktunya habis, dan selanjutnya kami akan persilakan Ira menuju ke paslon 02. Kita segera memasuki sesi kedua pertanyaan berkaitan dengan tema

terorisme.

Ira Koesno: Pak Prabowo, Pak Sandi, silakan mengambil. Hati-hati agak licin, Pak. Tunjukkan dulu kepada saya baru ditunjukkan ke kamera sesudahnya. Sudah pak hati-hati ya silakan.

Prabowo: Huruf E

Ira Koesno: Huruf E

Imam Priyono: Masih terus segel dan langsung saya buka dan segera saya bacakan. kami ingatkan saya hanya membacanya satu kali iya.

Terorisme dan radikalisme semakin menjadi ancaman karena itu dibutuhkan langkah pencegahan dan deradikalisasi hal ini bukan hanya bagi individu yang sudah terpapar paham teroris mobil masuk dan keluarganya tetapi juga lingkungan yang menjadi lahan Subur berkembangnya paham ini. Apa strategi Anda untuk menjalankan program pencegahan dan deradikalisasi yang efektif? Waktunya dua menit dimulai saat bapak berbicara.

Prabowo Subianto: Tadi saya sebut bahwa banyak terorisme yang merupakan penyusupan dari luar, yang tersebar dari dalam negeri. Menurut pendapat saya adalah akibat rasa ketidakadilan rasa keputusasaan, mereka melihat perlakuan yang tidak baik

tidak benar mereka merasa tersakiti. Dengan demikian mereka bisa dipengaruhi oleh pengajar pengajar ataupun paham-paham yang radikal dan mengarah kepada kekerasan jadi saya sangat mendukung setiap usaha deradikalisasi pendidikan.

Untuk itu Prabowo-Sandi manakala kita yang memimpin pemerintahan, kita akan benar-benar investasi besar-besaran dalam pendidikan dalam kesehatan untuk membantu rakyat yang paling bawah rakyat paling miskin kita akan bantu. Pesantren-pesantren, madrasah-madrasah, guru-guru, di mana-mana harus kita perbaiki kapasitasnya kualitas hidupnya dengan demikian mereka yang akan bisa mempengaruhi pendidikan pengajaran pembangunan iklim yang terbaik untuk suasana tidak putus asa, suasana tidak merasa benci tidak merasa tersakiti.

photo
Tim Badan Pemenangan Nasional Pasangan Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hadir pada debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

Sandiaga Uno: Ya kita juga harus melihat program-program kontra radikalisasi kepada masyarakat luas. Bagaimana kita melakukan kontra ideologi, kontra narasi dan juga kita lakukan kontra-propaganda. Banyak sekali masyarakat yang tidak bisa merasakan masa depan yang cerah akhirnya terpapar karena kebutuhan ekonominya.

Oleh karena itu Prabowo-Sandi akan melihat peta-peta di mana risiko ini timbul berdasarkan ideologi, motivasi, dan psikologinya. Kita harus hadir untuk mereka untuk memastikan mereka tidak terjerumus pada terorisme itu yang menjadi komitmen adil makmur bersama Prabowo-Sandi.

Imam Priyono: Mohon ditahan, mohon ditahan. Selanjutnya paslon 01 silakan menanggapi. Waktunya satu menit.

Maruf Amin: Deradikalisasi itu dari mereka yang sudah terpapar mengembalikan ke jalan yang lurus ya, Ilal Haq. Menjadi radikal lalu itu, kenapa HAM keagamaan yang menyimpang maka yang harus kita doktrinkan bagaimana meluruskan paham keagamaannya yang menyimpang itu yang khilaf itu. Tetapi kalau itu disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi sosial maka pendekatannya adalah melalui pemberian lapangan kerja dan juga santunan yang bisa mengembalikan mereka kepada jalan yang lurus saya kira ini yang harus kita kaji betul, kenapa dia menjadi radikal.

Imam Priyono: Waktunya habis, mohon ditahan pendukung paslon 01, mohon ditahan. Paslon 02 kami persilakan untuk menanggapi kembali waktunya satu menit.

Prabowo Subianto: Ya tadi sudah kita singgung sebab musabab terorisme dan untuk itu Indonesia negara kita harus kuat, kita harus kuat, dan padi kita harus swasembada pangan, tidak boleh bergantung bangsa lain. Energi, air, lembaga kuat dan angkatan perang kita harus kuat, pulih.

Kita harus kuat, intelijen kita harus kuat, kita harus bisa mendeteksi sebelum terjadi terorisme ya jangan menunggu. Ini perlu investasi, ini perlu saya merasa bahwa ya ini bukan salah siapa-siapa mungkin kelengahan pemerintah, tetapi saya akan meningkatkan investasi di bidang polisi intelijen dan angkatan bersenjata angkatan perang, kita harus kita perkuat supaya kita bisa, eh tahan kita bisa mendahului.

Imam Priyono: Waktunya habis Pak Prabowo, waktunya habis. Ini dia segmen yang luar biasa, boleh kita berikan tepuk tangan yang paling meriah untuk segmen ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement