REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputr, mengatakan dalam debat pilpres semalam Jokowi tampak lebih berani menyerang Prabowo dengan isu populer dan personal. Namun Sebaliknya, Prabowo tampak ebih percaya diri dala. menanggapi serangan tersebut dan cukup matang saat memberi jawaban.
"Pada awal pemaparan visi, Jokowi terlihat kurang meyakinkan. Namun Jokowi tampak tampil lebih berani bahkan menyerang pada pertengahan waktu debat. Jokowi berhasil menghadirkan kejutan dengan menyinggung kasus kebohongan Ratna Sarumpaet". katanya di Jakarta (18/1).
Namun demikian, dijelaskannya, Prabowo tampil lebih penuh percaya diri bahkan tampak bahagia dan santai dengan perdebatan tersebut.
"Prabowo tampak cukup matang dengan tidak membalas serangan yang menjurus personal terhadap dirinya. Padahal saat Jokowi menyerang Prabowo dengan kasus Ratna Sarumpaet, Prabowo dapat serang balik Jokowi dengan kasus Novel Baswedan. Sebaliknya, Prabowo tetap konsentrasi menyerang kebijakan Jokowi selama menjadi Presiden RI seperti kebijakan impor dan keadilan hukum. Prabowo juga terlihat senang dan tampak santai dengan menari. Ini menunjukkan Prabowo tidak merasa terganggu dengan serangan Jokowi".
Kendati lebih berani tampil menyerang saat berdebat, namun penampilan Jokowi dinilai tidak orisinil. "Jokowi terlihat seperti membaca atau menghapal saat menyerang lawannya.Jokowi tampak memiliki beban berat, terlihat sering kehilangan konsentrasi dan kata kunci. Sementara Prabowo yang biasa tampil meledak-ledak pada debat tersebut justru terlihat tampil lebih kalem dan santai".
Sementara untuk kesesuaian antara pertanyaan antar paslon dan jawabannya, Iswandi menilai masih belum cukup memuaskan. "Baik Jokowi dan Prabowo awalnya tampak menghindar menjawab pertanyaan lawannya dengan mengumbar janjinya masing-masing jika terpilih. Namun setelah diingatkan oleh moderator, Prabowo tampak lebih merespon pertanyaan Jokowi daripada sebaliknya".
Menurut Iswandi satu hal yang sangat menganggu dari debat capres tersebut adalah membaca contekan. "Saya sudah tidak nyaman saat naik panggung Sandi terlihat membaw map. Tapi justru saat debat yang terlihat mencolok membaca contekan adalah Jokowi dan Ma'ruf Amin. Walau lembar soalnya disegel, tapi kalau jawabannya mencontek catatan, ini tidak baik untuk pendidikan politik. Karena semua lapisan rakyat menonton termasuk pelajar sebagai pemilih pemula".
Secara umum Iswandi menilai Paslon 02 dalam debat pertama tersebut lebih unggul dari Paslon 01."Saya beri skor 85 untuk paslon 02 dan 75 untuk paslon 01 dalam debat perdana tersebut".