Rabu 16 Jan 2019 21:19 WIB

Mahasiswa UBSI Tasikmalaya Tanggap Bencana

Mereka tergabung dalam komunitas Pager Asik (Pemuda Penggerak Kota TAsik).

Mahasiswa UBSI Tasikmalaya melakukan pengabdian masyarakat melalui kegiatan tanggap bencana.
Foto: Dok UBSI
Mahasiswa UBSI Tasikmalaya melakukan pengabdian masyarakat melalui kegiatan tanggap bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Tasikmalaya turut berperan membantu korban bencana longsor di desa Bojongsari, Tasikmalaya, Jawa Barat.  Tanggap bencana ini dilakukan mahasiswa UBSI Tasikmalaya selama tiga hari,  11-13 Januari 2019.

Koordinator Kemahasiswaan UBSI Tasikmalaya, Miftah Farid mengatakan, sebanyak 30 relawan yang tergabung dalam komunitas Pager Asik (Pemuda Penggerak Kota TAsik) --  salah satunya Organisasi Kemahasiswaan UBSI Tasikmalaya -- melakukan tanggap bencana kepada warga terdampak bencana longsor di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

“Mendengar terjadi bencana lonsor di beberapa desa di Kabupaten Tasikmalaya, mahasiswa kami bergerak cepat untuk melakukan tanggap bencana memberikan bantuan awal bersama bantuan dari pemerintah daerah maupun organisasi kemanusiaan lainnya,” kata Miftah melalui rilis UBSI yang diterima Republika.co.id, Rabu (16/1).

Miftah menambahkan, dampak paling parah dari bencana longsor ini dirasakan oleh Desa Bojongsari RT 1/RW 5, Kedusunan Situjaya. “Akibat hujan lebat yang mengguyur desa Bojongsari, terjadilah bencana longsor yang menimpa pemukiman warga di berbagai tempat di Kabupaten Tasikmalaya,  yakni Desa Bojongsari, Cikuya, Cikondang, dan Kedusunan Situjaya,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, di lokasi tersebut tinggi longsor mengubur pemukiman hingga satu meter dan merusak dua rumah penduduk. Sebagian warga mengungsi ke Hunian Sementara Terpadu (Integrated Community Shelter/ICS) yang dibangun oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan rumah para kerabatnya.

“Banyak warga memerlukan bantuan untuk membersihkan pemukiman dari lumpur. Kami pun berkomitmen akan terjun kembali ke desa tersebut guna menjadikan desa binaan supaya lebih maju dan siap siaga dalam bencana,”  tambah Miftah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement