Rabu 16 Jan 2019 17:03 WIB

Puan: Bangun Indonesia Butuh SDM yang Kuasai Iptek

Pemerintah saat ini telah melakukan beberapa agenda strategis peningkatan SDM..

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tengah) mengunjungi pameran Science Expo 2019 usai menandatangani prasasti peresmian penggunaan alat dan fasilitas laboratorium riset multidisplin FMIPA- Pertamina pada Dies Natalis ke-58 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/1/19).
Foto: Antara/Kahfie Kamaru
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tengah) mengunjungi pameran Science Expo 2019 usai menandatangani prasasti peresmian penggunaan alat dan fasilitas laboratorium riset multidisplin FMIPA- Pertamina pada Dies Natalis ke-58 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/1/19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyatakan membangun Indonesia ke depan membutuhkan SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, kata dia, tantangan yang dihadapi oleh setiap bangsa-bangsa adalah persaingan global yang berbasiskan pada kemajuan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Puan, Indonesia terus melakukan percepatan kesiapan SDM, yang dapat menjadi penggerak ekonomi, industri, serta birokrasi yang berdaya saing dan modern. Menko PMK juga menyampaikan bahwa saat ini, sarjana di Indonesia baru berkontribusi 11 persen atau 13 juta orang dari 121 juta penduduk yang bekerja.

Lebih dari 65 persen, dia melanjutkan, adalah lulusan pendidikan menengah ke bawah.

Untuk memperkuat profil angkatan kerja Indonesia, menurut Menko PMK, Pemerintah saat ini telah melakukan beberapa Agenda Strategis.

"Pertama, memperluas penerima Bidikmisi dari 199,5 ribu mahasiswa pada tahun 2014, menjadi 471,8 ribu mahasiswa pada tahun 2019," ujarnya saat menyampaikan Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-58 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (16/1).

Kedua, dia menambahkan, revitalisasi vokasional, ketiga penguatan riset nasional di mana mulai tahun ini, Pemerintah mulai mengalokasikan dana abadi penelitian, sebesar Rp 1 triliun. Keempat, pengembangan manfaat dana LPDP untuk training-training.

Menurut Menko PMK, FMIPA UI memiliki peran dan tanggung jawab yang strategis dalam ikut mempercepat ketersediaan SDM Indonesia yang modern dan berdaya saing. Untuk itu, FMIPA UI perlu mengembangkan berbagai program studi yang diperlukan dalam menyiapkan SDM-SDM Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan nasional dan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

“FMIPA UI, sebagai masyarakat ilmiah, perlu terus memperkuat budaya riset dan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa. FMIPA diharapkan dapat terus menghasilkan riset dan inovasi yang akan memperkuat industri nasional sehingga semakin berdikari,” kata Puan.

Dalam orasinya, Puan juga menyampaikan pesan kepada para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa yang akan menentukan kemajuan Indonesia kedepan. Dalam menghadapi tantangan kedepan, para mahasiswa semakin dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengolah peluang dan potensi yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement