REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan akan membentuk organisasi tim fasilitator yang terdiri atas Babinsa, Babinkamtibmas, dan delapan fasilitator dari umum untuk percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Ribuan rumah rusak sedang diusahakan merehabilitasi hingga akhir Maret.
"Sasaran rumah yang akan bangun sekitar 20 ribu rumah rusak ringan dan rusak sedang karena fasilitator yang kami bentuk ini untuk fasilitator untuk rumah rusak ringan dan rusak sedang," ujar Rizal usai upacara Operasi Teritorial TNI di lapangan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Selasa (15/1).
Rizal menyampaikan ribuan rumah rusak ringan dan sedang akan diusahakan untuk diselesaikan hingga akhir Maret karena fasilitator yang sudah ada yakni 1.000 orang fasilitator dari masyarakat umum, 500 orang dari Babinsa dan 500 orang Babinkamtibmas. "Hari ini akan diorganisasi dan langsung masuk ke sasaran dan insyaAllah setelah itu mereka langsung bisa kerja mendampingi pembangunan rumah," lanjut Rizal.
Adapun rumah hunian sementara (huntara) yang akan dibangun, lanjutnya, sebanyak 70 unit rumah, di antaranya 40 unit huntara di Dusun Karang Bedil, Desa Tanjung Kabupaten Lombok Utara dan 30 unit di Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, sementara delapan sumur bor akan dibangun untuk masyarakat yang membutuhkan terutama di daerah yang kekurangan air bersih.
"Kami akan membantu masyarakat untuk mempermudah pencairan dana dengan membuat ukuran rumah beserta dengan rencana anggaran dan biaya (RAB) yang dibutuhkan sehingga fasilitator bisa memberikan faraf untuk diajukan ke BRI dalam rangka pencairan dana," kata Rizal.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan menyampaikan pembangunan rumah untuk korban gempa mengalami kesulitan terkait pencairan dana dan minimnya pilihan rumah yang ditentukan aplikator dan juga kekurangan aplikator.
"Alhamdulillah, sekarang kita sudah punya 1.000 fasiltator ditambah dari TNI dan Polri, mudah-mudahan pembangunan rumah segera teralisasi," ujar Zul.
Zul menyampaikan, sebelumnya banyak kendala terkait dengan proses pembangunan rumah yang meliputi ukuran dan campuran panelnya yang sulit didapatkan serta keterbatasan ketersediaan bahan bangunan yang menghambat produksi dalam jumlah banyak.
"Kita sudah minta kepada Pemerintah Pusat untuk menyediakan lebih banyak alternatif rumah seperti Risba dan Risbari," ucap Zul.
Zul menilai saat ini sudah banyak pilihan bentuk rumah, kita serahkan kepada masyarakat sesuai dengan kearifan lokal masing-masing untuk menentukan pilihannya. Zul mengaku optimistis pembangunan rumah lebih cepat karena adanya operasi teritorial yang dilaksanakan TNI mulai hari ini hingga selesai.