Senin 14 Jan 2019 13:58 WIB

Dampak Puting Beliung Meluas ke Daerah-Daerah

Korban bencana puting beliung membutuhkan bantuan makanan, obat, dan material.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan, Riga Nurul Iman/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah rumah rusak terkena angin puting beliung, di Perumahan Rancaekek Permai, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Ahad (13/1).
Foto:
Petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersama sejumlah relawan lainnya menyiapkan makanan untuk warga korban bencana puting beliung, di Perumahan Rancaekek Permai, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Ahad (13/1).

Untuk memudahkan penanganan darurat, Pemkab Bandung telah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari dari Sabtu (12/1) hingga Jumat (18/1).

"Status tanggap darurat ditetapkan agar ada kemudahan akses karena dampaknya cukup besar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu malam.

BNPB mencatat, selain di Bandung, bencana puting beliung ini juga terjadi di sejumlah daerah lain seperti di Wonogiri, Karanganyar, Cepu, Boyolali, Yogyakarta. Menurutnya, meski dampak yang ditimbulkan tidak banyak, namun penanganan darurat masih dilakukan oleh BPBD dan aparat lain, khususnya penanganan pohon tumbang, perbaikan rumah, bantuan logistik dan lainnya kepada masyarakat terdampak.

Pada Jumat (11/1) lalu, puluhan rumah di dua desa di Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, Jawa Barat, rusak berat dan ringan akibat di terjang angin puting beliung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kerugian meteri akibat peristiwa tersebut di perkirakan mencapai puluhan juta rupiah karena sebagian besar atap rumah warga rusak.

Sebanyak 89 unit rumah warga di Kabupaten Sukabumi rusak diterjang angin kencang dan puting beliung pada Sabtu (12/1). Bencana tersebut terjadi ketika wilayah Sukabumi diguyur hujan pada Sabtu siang.

“Tiga kecamatan dilanda angin kencang,’’ ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, Sabtu malam. Di antara daerah tersebut adalah Kecamatan Nagrak, Ciambar, dan Jampang Tengah.

Total rumah yang terdampak bencana mencapai 89 unit. Rumah yang rusak berat mencapai tujuh unit, rusak sedang 23 unit, dan rusak ringan 59 unit. Menurut Eka, wilayah bencana yang terdampak bencana paling banyak adalah Nagrak. Di mana ada sebanyak 83 unit rumah warga yang mengalami kerusakan akibat angin kencang.

Rinciannya, di Desa Darmareja terdapat sebanyak 40 unit rumah rusak ringan, 12 unit rusak sedang, dan 5 lainnya rusak berat. Di Desa Kalaparea rumah rusak ringan sebanyak 10 unit dan rusak sedang tiga unit. Selanjutnya, Desa Girijaya sebanyak lima rusak ringan, enam rusak sedang dan satu rusak berat dan terakhir Desa Pawenang satu rusak ringan.

Daerah kedua yang terdampak bencana adalah Kecamatan Jampang Tengah. Di wilayah tersebut ada sebanyak lima rumah yang rusak, yakni Desa Panumbangan sebanyak empat unit yang terdiri atas satu rusak berat, satu rusak sedang dan dua rusak ringan dan Desa Sidang Resmi satu unit rusak ringan.

Di Kecamatan Ciambar, satu rumah mengalami kerusakan.  “Kerusakan rumah pada umumnya rusak berat pada bagian atap rumah yang terbawa angin,’’ kata Eka. Warga yang rumahnya rusak berat akibat bencana ungkap Eka, untuk sementara mengungsi ke tetangga atau saudara terdekat.

(rr laeny sulistyawati/mabruroh/arie lukihardianti ed: fitriyan zamzami)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement