Ahad 13 Jan 2019 09:00 WIB

Korban Tsunami di Lampung Selatan Tunggu Kepastian Relokasi

Sebagian pengungsi mengaku trauma dengan bencana tsunami.

Salah satu foto yang berada di puing-puing reruntuhan bangunan yang terdampak tsunami di Desa Way Uli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Salah satu foto yang berada di puing-puing reruntuhan bangunan yang terdampak tsunami di Desa Way Uli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG SELATAN -- Sejumlah pengungsi korban terdampak tsunami Selat Sunda, di pesisir Kabupaten Lampung Selatan, berharap pemerintah segera memberikan kepastian relokasi rumah mereka ke lokasi yang dinilai lebih aman dari sebelumnya. Sebagian pengungsi mengaku trauma dengan bencana tsunami, yang menghancurkan rumah mereka.

Beberapa pengungsi dari beberapa desa yang bertahan di pengungsian korban tsunami Selat Sunda, di Lampung Selatan, Sabtu, mengaku bersedia direlokasi dari tempat tinggal mereka sebelumnya di dekat pesisir pantai itu. "Kami pasrah untuk dipindahkan dari lokasi rumah tinggal sebelumnya, tapi kalau bisa jangan jauh-jauh dari Desa Way Muli ini," ujar Syamsul (60) salah satu pengungsi warga Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Sanali (60), korban tsunami yang rumahnya tersapu gelombang tsunami juga mengaku siap ditempatkan di lokasi permukiman baru, tidak lagi pada lahan rumah tinggal mereka sebelumnya di dekat pesisir pantai itu. "Kami ikut saja kebijakan pemerintah untuk memindahkan kami dan menempatkan di lokasi yang lebih aman," katanya.

Namun, Sanali juga minta jangan terlalu jauh dipindahkan dari desanya semula, karena selama ini penghidupan mereka bergantung dari nafkah yang dijalani sebelumnya dari desa ini. "Kami mau dipindahkan, tapi kalau bisa tidak jauh dari sini," ucapnya.

Masjuki (40) pengungsi korban tsunami lainnya juga bersedia bila pemerintah akan merelokasi dari tempat tinggal sebelumnya. Apalagi hingga saat ini, dia mengaku masih merasa takut atas kejadian tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12-2018) malam itu. "Saya masih merasa takut bila kembali tinggal di lokasi rumah sebelumnya," katanya.

Namun menurut beberapa warga korban tsunami itu, berdasarkan informasi calon lokasi untuk relokasi permukiman mereka, dari dua alternatif yang ditawarkan pemda setempat, dinilai kurang cocok, yaitu satu lokasi berada di kawasan perbukitan yang rawan longsor, dan satu lokasi lainnya relatif jauh dari tempat tinggal dan desa mereka.

Mereka berharap bisa direlokasi ke tempat yang lebih aman dan tidak jauh dari desa sebelumnya. Berkaitan penanganan nasib warga/pengungsi korban tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nanang Ermanto, Sabtu, mengunjungi hunian sementara (huntara) pengungsi dari Pulau Sebesi di Wisma Atlet Kalianda.

Dalam kunjungan didampingi Sekretaris Kabupaten Lamsel Fredy SM, Ketua Tim Penggerak PKK Winarni, dan Kepala Dinas Sosial Lamsel Dulkahar melihat langsung kondisi huntara, mulai dari kamar, dapur, kamar mandi, hingga kebersihan di sekitar areal gedung Wisma Atlet.

Selain itu, Nanang juga sempat berdialog dengan warga di pengungsian. Dirinya ingin memastikan seluruh kebutuhan dasar bagi pengungsi mulai dari logistik maupun kebutuhan lainnya semua terpenuhi. Nanang juga meminta tenda tempat kegiatan belajar sementara siswa korban tsunami yang berada di luar gedung agar dipindahkan ke dalam GOR Way Handak yang bersebelahan dengan Wisma Atlet

"Kasian ini anak-anak belajar kepanasan, pindahkan saja ke dalam (GOR Way Handak, Red)," ujar Nanang kepada Kabag Organisasi Puji Sukanto selaku penanggungjawab huntara Wisma Altet itu pula.

Salah seorang pengungsi menuturkan, mereka merasa bersyukur dan berterima kasih pemerintah daerah setempat yang begitu peduli dengan keadaan mereka saat ini, sehingga tidak kekurangan dalam hal apa pun. Sebanyak 18 kepala keluarga (KK) pengungsi korban tsunami Selat Sunda selama ini berada di pengungsian Lapangan Tenis Indoor, Kalianda telah dipindahkan ke Wisma Atlet, Kalianda.

"Sejak Senin (7/1) kami pindahkan. Mereka sebagian warga dari Pulau Sebesi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel I Ketut Sukerta.

Menurutnya, pemindahan korban tsunami yang semula dari Lapangan Tenis Indoor tersebut, dengan alasan agar lebih layak lagi dari sebelumnya. Di Wisma Atlet, ujarnya, pengungsi bisa beristirahat di kamar.

"Di Wisma Atlet juga sudah ada kamar. Jadi mereka bisa tidur dengan layak," ucapnya.

Dia mengemukakan pula, korban yang mengungsi itu juga bisa menunggu hingga rumah hunian tetap bisa terselesaikan untuk ditempati. "Mereka yang mengungsi di Wisma Atlet sudah tidak ada rumah lagi, hancur karena tsunami, sementara rumah hunian sementara juga sedang dalam proses. Jadi sambil menunggu kita pindahkan ke Wisma Atlet," kata Ketut Sukerta pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement