REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Calon wakil presiden nomor urut 01, Kiai Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang menyatakan Revolusi Mental Presiden Joko Widodo tidak jelas. Menurut Kiai Ma'ruf, Revolusi Mental Jokowi justru sangat jelas untuk membangun mentalitas dalam berbangsa dan bernegara.
"Tidak jelas kan buat Amien Rais saja. Kalau buat Pak Jokowi kan jelas. Gimana mengubah mentalitas, mengubah persepsi, mengubah bagaimana menyatukan kita dalam berbangsa dan bernegara," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui usai menghadiri Peresmian Posko Pemenangan GKD Kota Depok di Kantor DPD Partai Golkar Kota Depok di kawasan Grand Depok City, Sabtu (12/1) siang.
Tidak hanya itu, menurut Kiai Ma'ruf, Revolusi Mental yang digaungkan Jokowi merupakan suatu upaya dalam pembangunan budaya bangsa. Pembangunan budaya bangsa yang mengubah human resource menjadi human capital. "Itu kan perubahan-perubahan yang fundamental," ucap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Baca juga, Kiai Ma'ruf Bertekad Menangkan Suara di Depok.
Namun, dia mengakui bahwa untuk mewujudkan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi membutuhkan proses. Menurut dia, setidaknya ada empat strategi revolusi mental yang sudah digaungkan pemerintah.
"Bahwa belum semuanya itu, kan gak bisa kayak orang membalikkan tangan begitu. Maka itu ada empat proses," kata Kiai Ma'ruf.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais meluncurkan buku baru berjudul, Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental, Selamat Datang Revolusi Moral di Jalan Daksa I, Jakarta, Jumat (11/1).
Buku tersebut merupakan kritik Amien terhadap Revolusi Mental yang kerap digaungkan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Menurut saya Revolusi Mental Pak Jokowi itu memang tidak jelas, tidak ada dokumen otentik yang mengenai, apa sih maksudnya? Pak Jokowi nggak punya otentik, kemudian tidak ada dokumen argumentatif dari pemerintah, cuma memang ada breakdown-nya itu," kata Amien.