Sabtu 12 Jan 2019 07:00 WIB

LAPAN: Bagian Anak Krakatau Muncul Setelah Alami Longsor

Gunung Anak Krakatau mengalami perubahan morfologi dengan cukup cepat.

Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Diseminasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) M Priyatna mengatakan bagian barat-barat daya Gunung Anak Krakatau kembali muncul ke atas permukaan air setelah mengalami kehancuran yang diduga karena longsor. Penampakan itu terlihat melalui pengamatan pada citra TerraSAR-X pada 9 Januari.

Sebelumnya, pada pengamatan tanggal 29 Desember 2018, bagian tubuh Gunung Anak Krakatau bagian Barat-Barat Daya yang telah hancur tampak mengalami longsor dan masuk ke laut. Estimasinya, luasan area Gunung Anak Krakatau berkurang sekitar 49 hektare.

Baca Juga

"Akumulasi erupsi setelahnya mengeluarkan material vulkanik yang terkumpul di sekitar kawah sehingga bagian barat-barat daya Gunung Anak Krakatau kembali muncul ke atas permukaan air seperti yang terlihat pada citra tanggal 9 Januari 2019," kata Priyatna dalam keterangan yang di Jakarta, Jumat.

Priyatna menuturkan berdasarkan pengamatan pada citra TerraSAR-X pada 30 Agustus 2018 pukul 05.47 WIB, pada 29 Desember 2018 pukul 05.47 WIB dan pada 9 Januari 2019 pukul 05.47 WIB dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan morfologi di Gunung Anak Krakatau dengan cukup cepat.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menginformasikan telah terjadi letusan (erupsi) Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada Kamis (3/1) malam pukul 21.02 WIB. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 4 menit 52 detik.

Teramati lontaran material pijar tinggi 400 meter dari kawah, namun tinggi kolom abu tidak teramati. Pada saat itu, PVMBG menegaskan Gunung Anak Krakatau berada pada status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius lima kilometer dari kawah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement