Jumat 11 Jan 2019 17:06 WIB

Pusat Studi Kopi Diharapkan Genjot Pariwisata Jabar

Pemprov sedang memilih tempat paling ideal mendirikan sekolah kopi tersebut.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Petani memilah buah kopi Puntang di perkebunan kopi Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/5).
Foto: Antara//M Agung Rajasa
Petani memilah buah kopi Puntang di perkebunan kopi Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komoditi kopi dari Jawa Barat akan semakin mendunia. Sebab Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berencana membangunan pusat edukasi kopi setara internasional. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, dengan mendirikan sekolah internasional tersebut, otomatis akan menggenjot promosi kopi dan pariwisata di Jabar.

"Sehingga akan membuka jalan agar pasar kopi lokal dapat diperluas hingga ke mancanegara," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai menggelar pertemuan dengan Presiden Universitas Sung Kyul Korea atau perwakilan  International Coffee Association di Gedung Pakuan, Jumat (11/1).

Emil menjelaskan, jadi sekarang akan dibuat sekolah internasional kopi di gunung-gunung di Jabar. Salah satu yang paling siap adalah sekolah internasional kopi dengan networking dari Korea Selatan.

Emil mengatakan, bukan tanpa alasan pihaknya menggandeng Korea Selatan dalam mengembangkan potensi biji kopi khas Jabar ini. Sebab, mayoritas warga Negeri Ginseng tersebut menggemari minuman yang dipercaya dapat membangkitkan stamina tubuh tersebut.

"Karena orang korea ini penggila kopi salah satu orang asia yang indeksnya paling tinggi," katanya.

Emil pun memberikan tiga pilihan lokasi strategis sebagai tempat mendirikan sekolah internasional kopi. Di mana lokasi tersebut akan memiliki pemandangan yang sangat indah. "Nanti saya izinkan mendirikan sekolah itu, di mana murid muridnya internasional," katanya.

Saat ini, kata dia, pihaknya sedang memilih tiga tempat paling ideal untuk mendirikan sekolah kopi ini. Tiga lokasi tersebut berada di dataran tinggi.

"Lagi kita pilih tiga lokasi di gunung gunung yang viewnya bagus, nanti kepala dinas perkebunan dan perhutanan yang akan memberikan rekomendasi setelah Itu mereka (Korea Selatan) yang pilih," paparnya.

Targetnya, kata dia, agar para peserta sekolah kopi internasional tersebut dapat turut mempromosikannya kopi dan panorama di Jabar. Dengan begitu, maka akan mendongkrak pula sektor pariwisata. Timbal baliknya, ia mewajibkan pihak Korea Selatan menggunakan biji kopi asal Jabar pada kafe yang berada di negaranya.

"Saya akan mengizinkan membuat sekolah itu sambil ada kewajiban mereka membuat kafe di Korsel dengan 100 persen kopi Jabar," katanya.

Bila rencana ini bisa tercapai, kata dia, akan banyak manfaat yang didapatkan. Selain mendorong pariwisata dan promosi komoditas, tentu saja akan mendapatkan pula pengetahuan terkait meramu biji kopi hingga menjadi minuman yang nikmat dan berkelas.

Mengingat, pihak Korea Selatan pun memberikan kritikan mengenai pemrosesan awal biji kopi di Jabar yang masih belum maksimal. Kritikan mereka terhadap kopi Jabar adalah dari proses pohon kemudian dijemur menjadi green bean. "Itu seringkali ternyata banyak errornya," kata Emil.

Emil menilai, masih banyak kekeliruan dari mulai proses memetik sampai menjemur hingga menjadi green bean. Serta, masih banyak petani yang mencampurkan biji kopi matang dan mentah, sehingga mempengaruhi rasa bila diteguk.

"Rasanya jadi tidak seragam, ada enak di awal kecut di akhir. Ini yang mudah mudahan akan memperkuat kualitas kopi kita," katanya.

Namun, kata dia, dari green bean sampai proses roastingnya hingga menjadi minuman, barista di Jawa Barat sudah dianggap baik. Ia berharap, dengan adanya pusat edukasi kopi setara internasional ini mampu mendorong Jabar kian maju di berbagai sektor.

"Jadi ekonomi maju, brand kopi maju, pariwisata maju. Dan Korea ternyata yang paling dulu, sehingga mudah-mudahan dalam enam bulan kita bisa resmikan sekolah kopi," katanya.

Soal instruktur di sekolah kopi internasional nanti, Emil mengklaim, Jawa Barat pun memiliki banyak SDM peracik kopi yang jempolan. Mereka akan mempresentasikan ilmunya kepada pada peserta studi.

"Kan kita juga punya ahli-ahli, nanti dalam dua minggu mereka mempresentasikan kurikulumnya seperti apa, apa yang dijarkan," kata Emil seraya mengatakan kurikulumnya dari benih sampai diseruput kopinya itu ada ilmunya.

Proyek ini, kata dia, hanya sebatas hubungan bilateral dengan Korea Selatan, namun Jabar akan akan banyak diuntungkan. Emil optimistis akan semakin banyak orang asing mengapresiasi kopi Jabar dan secara tidak langsung mereka akan mempromosikannya.

"Itu saja buat saya kan, sehingga nanti orderan kopi makin banyak kan dan pengetahuan kopi lokal juga semakin bagus, sehingga kopinya makin lebih luar biasa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement